Fakta Baru, Virus COVID-19 Bisa Bertahan di Kulit Selama 9 Jam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengungkapkan sebuah penelitian terbaru yang menunjukkan, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 bisa bertahan di permukaan kulit manusia sampai 9 jam.
"Penelitian ini dilakukan pada mayat yang terinfeksi COVID-19 yang sudah memenuhi syarat. Ternyata virus ini tetap dapat hidup pada sampel kulit manusia cukup lama sekitar 9 jam," ujar dokter kandidat PhD ini saat dihubungi IDN Times, Jumat (9/10/2020).
Baca Juga: Epidemiolog: Desember COVID-19 Makin Banyak, Tidak Logis Gelar Pilkada
1. Riset terus dilakukan agar menemukan fakta baru
Dia mengatakan, adanya fakta baru penelitian tersebut bukan berarti virus SARS-CoV-2 berbahaya dan terus bermutasi, namun membuktikan pentingnya penelitian.
"Jadi riset penting banget, karena kita akan sangat memerlukan data-data seperti ini, dan riset ini benar-benar virus SARS-CoV-2," imbuhnya.
2. Hindari sentuhan fisik
Editor’s picks
Untuk itu, Dicky mengimbau masyarakat tidak hanya gencar melakukan 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan namun juga menghindari kontak fisik.
"Menghindari sentuhan fisik ini penting karena berpotensi menularkan, sebab (virus COVID-19) cukup lama (dikulit), misalkan kita tidak tahu orang tidak cuci tangan menyentuh gagang pintu, gantungan di angkutan, lalu berjabat tangan dengan kita, dipakai ngucek-ngucek atau menyentuh wajah," ujarnya.
Dicky menjelaskan, virus akan mati setelah seseorang mencuci tangannya dengan bersih.
"Karena protein rusak setelah cuci tangan atau bersihkan tangan dengan alkohol selama 15 detik," katanya.
3. Virus COVID-19 akan rusak jika mencuci tangan pakai sabun atau alkohol
Meski tahan cukup lama, menurut Dicky, virus COVID-19 akan rusak proteinnya selama 15 menit, jika mencuci tangan pakai sabun atau menggunakan alkohol.
"Begitu pentingnya 4M jadi tidak hanya menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan saja, namun juga menghindari bersentuhan," imbuhnya.
Baca Juga: [WANSUS] Epidemiolog Griffith: Puncak Kurva COVID-19 DKI Awal Oktober