Startup Dagangan Bantu Perempuan di Desa Raih Omzet Puluhan Juta

Kamu gak perlu lagi repot belanja ke pasar

Jakarta, IDN Times - Indonesia memiliki lebih dari 65 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lebih dari 60 persennya dikelola oleh perempuan. Namun, berbagai kendala dihadapi oleh perempuan, terutama para ibu rumah tangga yang merupakan mayoritas pelaku wirausaha.

Mulai dari ketersediaan modal, jaringan, hingga kendala berupa terbatasnya waktu untuk mengembangkan usaha karena mengutamakan urusan rumah tangga.

Salah satu startup yang memberikan dukungan bagi para perempuan wirausaha agar usahanya dapat bertahan dan berkembang adalah Dagangan. Lewat aplikasinya, para ibu rumah tangga, khususnya pelaku wirausaha, dapat menghemat waktu yang dibutuhkan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, seperti sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Muntayah (41) dan Yuliati (39) adalah dua orang ibu rumah tangga yang berwirausaha dengan membuka warung kelontong. Seperti perempuan wirausaha lainnya, mereka mengalami kendala yang membuat perkembangan usaha tersendat.

Apalagi keduanya tinggal di daerah yang jauh dari kota besar. Mereka kemudian menggunakan aplikasi Dagangan untuk membantu mengatasi kendala dalam usahanya. 

Baca Juga: Sembilan Polisi Korban Teroris di Aceh Dapat Kompensasi Rp1 Miliar

1. Tak perlu lagi repot belanja ke pasar

Startup Dagangan Bantu Perempuan di Desa Raih Omzet Puluhan JutaMuntayah adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha warung di Desa Krincing, Dusun Tawang, Kabupaten Magelang (Dok. IDN Times)

Muntayah adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha warung di Desa Krincing, Dusun Tawang, Kabupaten Magelang. Sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak yang masih kecil, keterbatasan waktu adalah salah satu tantangan terbesar dalam mengelola usahanya.

Momen berbelanja ke pasar untuk membeli barang-barang yang akan dijual di warungnya menjadi sangat merepotkan bagi Muntayah. Selain karena harus membawa serta sang anak, ia juga harus menutup warung saat pergi berbelanja karena tidak ada yang menjaga.

Karena itulah, ketika ia diperkenalkan dengan aplikasi Dagangan di akhir 2019, Muntayah langsung tertarik. Alasan utamanya adalah ia tak perlu lagi pergi ke pasar untuk berbelanja berbagai barang untuk dijual di warungnya. Cukup membelinya lewat aplikasi Dagangan, barang belanjaan akan diantar keesokan harinya tanpa tambahan ongkos kirim.

Selain itu, saat dibandingkan, ternyata harga-harga barang yang ditawarkan di aplikasi Dagangan banyak yang lebih murah dibandingkan harga di pasar. “Sekarang berbelanja untuk isi warung jadi lebih mudah dan murah. Saya juga bisa berbelanja tanpa meninggalkan rumah dan menutup warung,” ungkapnya. 

2. Omzet penjualan Yuliati semakin meningkat

Startup Dagangan Bantu Perempuan di Desa Raih Omzet Puluhan JutaYuliati pengguna Dagangan dari Desa Tempelsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman (Dok. IDN Times)

Senada dengan Muntayah, Yuliati juga merasa usahanya menjadi lebih lancar dan mudah sejak menggunakan aplikasi Dagangan. Tak hanya itu, omzet penjualannya pun meningkat karena semakin banyak barang yang bisa dijual di warungnya dengan harga yang lebih murah.

“Warga sekitar sini jadi banyak yang berbelanja di warung saya karena harganya lebih murah,” ungkap perempuan asal Desa Tempelsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini.

Yuliati pertama kali mengenal aplikasi Dagangan dari media sosial. Ia awalnya tertarik karena aplikasi ini sangat memudahkan karena ia tidak perlu repot berbelanja ke pasar dan harga barang-barang yang ditawarkan pun cenderung lebih murah. Selain itu, ia mendapatkan banyak keuntungan lain seperti reward points karena merupakan pengguna aktif.

Saat ini Yuliati sudah menggunakan aplikasi Dagangan selama 1,5 tahun. Sebelumnya, usaha warungnya sempat tersendat karena beberapa aplikasi marketplace yang ia gunakan tidak memberi hasil yang diharapkan. Sampai akhirnya ia menggunakan aplikasi Dagangan, usahanya mulai berkembang.

“Dulu saya hanya punya modal 1,5 juta rupiah untuk membeli barang-barang isi warung. Sekarang omzet saya meningkat hingga 44 juta rupiah,” jelas Yuliati. 

3. Merryana memiliki 30 ribu followers

Startup Dagangan Bantu Perempuan di Desa Raih Omzet Puluhan JutaIlustrasi aplikasi Dagangan. (Dok. Dagangan)

Selain Muntayah dan Yuliati, ibu rumah tangga lainnya yang merasakan kemudahan berbelanja melalui aplikasi Dagangan adalah Merryana (pemilik akun @zhafira_ziandra), influencer asal Yogyakarta yang memiliki hampir 30 ribu pengikut di media sosial Instagram.

Ia mengungkapkan Dagangan memberikan kemudahan bagi kami, ibu rumah tangga yang memerlukan beragam barang kebutuhan harian yang berkualitas dengan harga murah.

"Selain itu, fokus Dagangan dalam melayani masyarakat di kota-kota kecil patut diapresiasi, karena saat ini tidak banyak startup yang berbuat demikian,” ujarnya.

Muntayah dan Yuliati merupakan contoh sukses dua orang ibu rumah tangga pelaku wirausaha yang jeli melihat perkembangan teknologi untuk memajukan usahanya. Siapapun bisa mengikuti jejak keduanya dalam menggunakan aplikasi Dagangan untuk mengatasi kendala dan mendukung pengembangan usaha sehingga dapat meraih kesuksesan. 

Hingga saat ini, Dagangan telah melayani lebih dari 100.000 transaksi dan menjangkau lebih dari 8.000 desa di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ke depannya, Dagangan akan terus memperluas cakupan operasionalnya, baik di Jawa maupun luar pulau, sehingga lebih banyak lagi penduduk rural di Indonesia yang dapat menikmati layanannya.

Baca Juga: Bank Sumut-Lintasarta Kerja Sama Kembangkan Digitalisasi Perbankan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya