Mengenal Syahril, Sosok Ketua KKG Bangun Ekosistem Pendidikan

Mendorong kegiatan literasi di sekolah-sekolah

Namanya Syahril, pria kelahiran tahun 1980 ini merupakan anak pertama dari 2 bersaudara oleh pasangan almarhum Syahlan dan Aisyah. Syahril dilahirkan di sebuah desa kecil di kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.

Lahir di Kabupaten kecil dengan suasana pedesaan dan pegunungan yang asri membuatnya menjalani hidup sesederhana di tanah kelahirannya.

Sebagai manusia alam, Syahril memiliki hobi traveling, camping, dan berolahraga. Syahril menjadikan hobinya sebagai kegiatan untuk me-refresh kejenuhannya.

Lahir dalam keluarga sederhana membuat Ia menjadi pribadi yang mandiri, pekerja keras, dan selalu mewujudkan kemauan dan keinginannya sendiri. Menjadi anak pertama membuatnya menjadi tangguh untuk membantu keluarga.

“Hidup ini tidak mudah, namun kita juga jangan membuat sulit,” kata Syahril, Senin, (18/4/2022).

Baca Juga: Jabatan Akan Berakhir, Ini Permintaan Maaf Bupati Bakhtiar Sibarani

1. Kuliah di Jurusan PGSD Universitas Jambi

Mengenal Syahril, Sosok Ketua KKG Bangun Ekosistem PendidikanIlustrasi kegiatan literasi di sekolah (Dok. IDN Times)

Setelah menamatkan pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Kerinci, Syahril meneruskan pendidikannya di kampus Universitas Jambi.

“Saya diterima di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Jambi, dan lulus tahun 2003,” katanya.

Setelah lulus, Syahril melanjutkan pekerjaan sebagai guru honorer di Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat.

“Sejak lulus tahun 2003 hingga 2005 menjadi guru honorer,” katanya.

Baginya menjadi guru adalah cita-citanya sejak lama, membantu mencerdaskan anak bangsa, meskipun sekecil apapun. Bahkan ia rela jauh dari keluarga karena dapat pekerjaan di kota Kuala Tungkal, hingga ia diterima menjadi seorang PNS sejak tahun 2006.

Syahril muda yang belum memiliki pengalaman membuatnya sedikit kurang percaya diri dengan kemampuannya. Tetapi, berkat dorongan kepala sekolah dan bimbingan rekan kerja membuatnya tetap semangat dan terus mencoba memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan sekolah.

Salah satu kabar baik yang Syahril dapatkan saat menjadi tenaga pendidik di SDN 005/V Kuala tungkal adalah ketika tahu bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah mitra program PINTAR Tanoto Foundation.

Kemitraan sekolah dan Tanoto Foundation mengantarkan Syahril menjadi guru mitra Program PINTAR. Ia tidak berhenti mengucap syukur atas pencapaian yang sudah diperoleh.

“Saya bersyukur mendapatkan beragam ilmu dari Program PINTAR Tanoto Foundation,” ujarnya.

2. Membangun Inovasi KKG

Mengenal Syahril, Sosok Ketua KKG Bangun Ekosistem PendidikanIlustrasi kegiatan literasi di sekolah (Dok. IDN Times)

Sebagai seorang guru, Syahril ingin terus membangun ekosistem yang baik atas KKG (Kelompok Kerja Guru) Gugus III Kuala Tungkal yang dipimpinnya. Atas dukungan dari kepala sekolah dan rekan kerja, Syahril termotivasi untuk terus membangun ekosistem yang baik antar guru di kelompok KKGnya.

“Atas dukungan dan motivasi yang diberikan, KKG tempat saya menjadi berkembang, salah satunya mengadakan kunjungan antar sekolah,” katanya.

Membangun ekosistem KKG yang hidup menurut Syahril agar para guru saling belajar, mulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, Lembar kerja peserta didik (LKPD), hingga belajar cara mengajar.

Jadi, konsepnya adalah guru kelompok KKG Gugus III dijadwalkan untuk saling berkunjung ke sekolah-sekolah yang lain. Mereka melihat, berdiskusi, dan memberikan feedback dari apa yang telah dilakukannya.

3. Mengembangkan literasi di sekolah

Mengenal Syahril, Sosok Ketua KKG Bangun Ekosistem PendidikanIlustrasi kegiatan literasi di sekolah (Dok. IDN Times)

Selain KKG, Syahril juga mendorong kegiatan literasi yang dilaksanakan di sekolah. Kegiatan membaca bersama orangtua yang rutin dilaksanakan sebulan dua kali.

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan ruang bagi guru, orangtua dan peserta didik untuk lebih dekat dan lebih memahami kemampuan peserta didik dalam membaca dan memahami makna bacaan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan orangtua dan guru dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan kemampuan literasi peserta didik.

Orangtua dan peserta didik sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Menurut mereka, kegiatan literasi bersama orangtua di pondok baca ini membuat orang tua mengetahui perkembangan belajar anak, memberikan suasana literasi yang berbeda kepada peserta didik, memberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan lingkungan sekolah, dan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat dalam belajar.

Baca Juga: Dugaan Penipuan Trading Online PT Rifan Diambil Alih Mabes Polri

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya