Virus Corona Tak Bisa Hidup di Indonesia? Ini Penjelasan Eijkman

Sampai sejauh ini, belum ada kasus corona di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang sampai saat ini belum terdapat kasus positif virus corona yang mematikan. Isu mengenai virus corona tidak dapat hidup dan menyebar di Indonesia pun muncul.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eijkman Institute for Molecular Biology Prof. Amin Soebandrio menjelaskan, isu tersebut masih belum dapat dibuktikan kebenarannya. 

"Itu statement intinya kita belum punya bukti, artinya virus coronanya yang 2019 ini belum ditemukan di Indonesia sehingga kita belum punya bukti ilmiah," tutur Prof Amin saat dihubungi oleh IDN Times melalui telepon, Sabtu (1/2).

1. Isu tersebut masih harus dibuktikan dengan penelitian ilmiah

Virus Corona Tak Bisa Hidup di Indonesia? Ini Penjelasan EijkmanAnggota paramiliter menggunakan masker saat berjaga di Gerbang Tiananmen, saat sejumlah wilayah dilanda wabah virus korona baru, di Beijing, Tiongkok, pada 27 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Prof Amin menjelaskan, pernyataan terkait virus corona tidak dapat hidup di Indonesia mungkin hanya sebuah analogi. Hal itu karena sampai saat ini, penelitian ilmiah terkait isu tersebut belum dapat dilakukan karena virus corona masih belum ditemukan di Indonesia.

"Apakah dia (virus corona) bisa bertahan lama ataukah dia cepat mati kalau di luar (Tiongkok), kita belum tahu. Jadi sepanjang ini belum ada bukti ilmiahnya hanya saja barangkali pernah ada yang menyatakan ini berdasarkan analogi saja" tutur Prof Amin.

Baca Juga: Eijkman: Kit Reagen Indonesia Bisa Deteksi Virus Corona Lebih Spesifik

2. Virus corona akan cepat mati di suhu tinggi

Virus Corona Tak Bisa Hidup di Indonesia? Ini Penjelasan EijkmanWarga yang mengatakan mereka tiba dari provinsi Hubei setelah melewati pos pemeriksaan di Jembatan Sungai Jiujang Yangtze, meniki ke stasiun kereta di Jiujang, provinsi Jiangxi, Tiongkok, saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus corona baru, pada 31 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Walaupun demikian, Prof Amin menjelaskan virus corona akan cepat mati apabila berada di lingkungan yang tidak mendukung. Misalnya saja, lanjut Prof Amin, virus corona dapat mati pada suhu panas 56 derajat Celsius.

"Virus corona itu lebih cepat mati kalau di lingkungan yang tidak mendukung misalnya kekeringan atau suhu panas sekali sekitar 56 derajat celcius," tuturnya. 

3. Indonesia melakukan pendeteksian virus corona dengan pendekatan screening dan sequencing

Virus Corona Tak Bisa Hidup di Indonesia? Ini Penjelasan Eijkman(Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio) IDN Times/Dini Suciatiningrum

Prof Amin menegaskan, Indonesia telah mampu untuk melakukan pendeteksian virus corona melalui pendekatan screening dan sequencing.

Pertama, screening akan dilakukan untuk melihat apakah keluarga dari virus corona terdapat di dalam tubuh pasien. Lalu, apabila terdeteksi keluarga virus corona, akan diambil langkah sequencing yaitu untuk memastikan apakah itu virus merupakan  corona atau bukan.

"Jadi pendekatan yang kita pakai itu adalah mendeteksi virus corona. Seluruhnya keluarga dari virus corona itu akan dideteksi, nanti kalau-kalau positif akan di-sequencing untuk dilihat apakah itu betul-betul virus Corona 2019 apa gak," tuturnya.

Baca Juga: Dalam Sehari Virus Corona Renggut Nyawa 46 Orang, Total Kematian 259

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya