Meneladani Toleransi ala Nabi Muhammad Lewat Kisahnya dan Orang Kafir

Nabi Muhammad SAW diancam dengan pedang di lehernya

Jakarta, IDN Times - Ini adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang lebih dikenal Maulid Nabi. Karena itu, penting bagi umat muslim untuk meneladani sosok Rasulullah SAW. 

Lewat acara Sore-Sore Berkah by IDN Times bersama Ustaz Syam El Marusy pada Ramadan tahun lalu, kita bisa mengambil nilai-nilai kebaikan dari sosok Nabi Muhammad SAW, utamanya soal toleransi beragama. Kali ini, Ustaz Syam bercerita tentang kisah Nabi dan sikap toleransinya kepada pemeluk agama lain.

Berikut kisah Nabi Muhammad SAW yang disampaikan Ustaz Syam:

Rasulullah SAW suatu ketika disebutkan asyiddā`u 'alal-kuffāri.

Ketika Rasulullah SAW berada di suatu pohon, Rasulullah SAW menaruh pedangnya karena hendak beristirahat. Ketika Rasulullah hendak beristirahat, sahabatnya pun mengambilkan pelapak kurma untuk tempat Rasulullah berbaring.

Ketika Rasulullah berbaring tanpa memegang pedangnya, tiba-tiba ada seorang kafir datang mengambil pedang Rasulullah SAW. Seketika itu pula, dia mengambil pedangnya dan dihunuskan ke leher Rasulullah SAW sambil berkata, “Siapa yang akan menolongmu sekarang, Muhammad?”

Dalam keadaan tidak berdaya seperti itu, Rasulullah SAW hanya mengatakan, “Allah.”

Seketika itu pula, bergetar tangan orang kafir tersebut, pedang yang dipegangnya pun terjatuh.

Rasulullah lantas meraih pedang tersebut dan membalikkan keadaan. Mata pedang Rasulullah kini berada di leher orang kafir itu, sambil berkata, “Siapa yang akan menolongmu sekarang?”

Apa jawaban orang kafir tersebut?

“Wahai Muhammad, Engkau ini orang baik, lepaskanlah aku.”

Apa yang dilakukan Rasulullah? Rasulullah itu tegas terhadap orang kafir. Tapi ketika orang kafir tersebut berkata demikian, Rasulullah melepaskannya.

Ada juga kisah lain, yakni saat Rasulullah SAW bersama para sahabatnya menangkap seorang kafir di Madinah bernama Tumama. Siapa Tumama ini? Tumama adalah seorang kafir yang sudah terkenal sangat sering membuat ulah atau membuat onar di kalangan kaum muslimin di Kota Madinah.

Sedangkan pada saat itu, kaum muslimin sudah berkuasa di Kota Madinah. Akhirnya, ditangkaplah Tumama oleh sahabat Rasulullah, diikatnya Tumama di tiang masjid. Lalu, dia mengatakan kepada Tumama, “Wahai Tumama, ditangkaplah kamu sekarang, tertangkaplah engkau sekarang.”

Rasulullah SAW datang dan berkata kepada Tumama, “Wahai Tumama, maukah Engkau kulepaskan?”

Apa jawaban Tumama?

“Oh Muhammad, kalau Kau mau lepaskan saya, lepaskan tanpa syarat, tapi kalau Kau tidak mau memaafkan saya, Kau mau bunuh saya, silakan karena saya memang pantas untuk dibunuh atas apa yang pernah saya lakukan kepadamu dan kepada keluargamu, serta para sahabatmu.”

Hari berikutnya, Rasulullah lewat lagi dan berkata kepada Tumama, “Oh Tumama, maukah aku lepaskan?”

Kata Tumama, “Oh Muhammad, masih jawabanku seperti kemarin, kalau Kau mau lepaskan, lepaskan tanpa syarat, kalau mau maafkan, maafkan tanpa syarat, tapi kalau Kau mau bunuh saya, silakan karena saya memang pantas untuk dibunuh atas apa yang pernah saya lakukan kepadamu dan kepada sahabatmu.”

Hari berikutnya, Rasulullah lewat lagi dan pertanyaan yang sama terlontar, “Wahai Tumama, maukah aku lepaskan?”

Kata Tumama, “Oh Muhammad, masih jawabanku seperti kemarin, kalau mau lepaskan, lepaskan saja tanpa syarat, kalau mau bunuh silakan saja, saya memang pantas untuk dibunuh.”

Apa kata Rasulullah?

Rasulullah tegas terhadap orang kafir. Orang kafir ditawan, namun demikian mereka tetap diberi makanan dan minuman serta fasilitas.

Di hari ketiga ketika Rasulullah bertemu Tumama dan menanyakan hal yang sama, Rasulullah berkata, “Lepaskan Tumama.”

Para sahabat heran, kenapa Rasulullah melepaskan Tumama? Padahal Tumama sudah tertawan, namun Rasulullah meminta agar dia dilepaskan.

Kemudian, apa yang terjadi? Tumama pulang dan mandi di sebuah sumur. Setelah itu, dia ke Masjid Nabawi dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Rasulullah bertanya kenapa tidak dari kemarin Tumama masuk Islam?

Apa kata Tumama? “Oh Muhammad, kalau saya lepas kemarin, kalau saya masuk Islam kemarin, berarti saya masuk Islam ada maunya."

Tapi setelah 3 hari di sini, saya melihat akhlakmu, akhlak para sahabatmu dan seluruh orang-orang yang berada di masjid ini, mereka benar-benar menunjukan bahwa Islam adalah agama yang benar-benar menyejukkan hati dan saya bersedia untuk masuk Islam sekarang.

Rasulullah pulang dari Madinah, berkhotbah di hadapan para kaum kafir Quraisy dan mengatakan, “Sekarang saya kuasai Kota Makkah, adakah kalian yang dulu membunuh  pamanku, yang dulu memboikot kaumku, yang dulu membuat sahabatku jatuh miskin sehingga meninggal dunia.”

Kalau dipikir secara logika, Rasulullah SAW berkuasa untuk menghancurkan mereka semua. Tapi apa yang terjadi, mereka menjawab, “Wahai Muhammad, Engkau orang baik, Engkau keturunan orang baik.”

Rasulullah mengatakan, “Pergi dari hadapanku, aku maafkan kalian semua.” Lihat, akhlak Rasulullah toleransi terhadap umat beragama yang lainnya.

Dari kisah Rasulullah SAW tersebut, ada pelajaran yang dapat diambil tentang bagaimana seorang muslim bersikap kepada yang bukan beragama muslim.

"Memang disebutkan, bagimu agamamu dan bagiku agamaku," kata Ustaz Syam. "Tapi disebutkan juga, Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik terhadap tetanggamu, untuk berbuat baik terhadap saudaramu yang nonmuslim, terhadap teman-temanmu yang nonmuslim," tambah dia.

Karena meraka adalah sesama kita, sesama manusia. Seorang muslim adalah yang selamat saudaranya daripada lisan dan tangannya.

"Seorang muslim sejati adalah muslim dari kata Islam, dari kata salam. Apa arti salam? Peace," kata Ustaz Syam.

Memberikan keselamatan, baik kepada sesama muslim ataupun kepada sesama makhluk beragama yang lainnya, atau orang lain yang beragama lain, itulah makna tetap harus bertoleransi dan tetap berbuat baik terhadap mereka.

Jangan sampai salah bersikap kepada orang yang berbeda agama. Tegas bukan berarti mengabaikan sisi toleransi.

Baca Juga: Sore-Sore Berkah: Boleh Gak Meneriaki Orang Kafir? 

https://www.youtube.com/embed/Sqf57sN11Ro

Topik:

  • Elfida
  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya