Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya Soeharto

BJ Habibie berhasil menaklukan Jerman

Jakarta, IDN Times - Menjadi tokoh terpenting di Indonesia, kisah hidup Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie terbilang penuh lika-liku. Mulai soal karier hingga kisah cinta, perjalanan hidup Presiden ke-3 Republik Indonesia ini menarik untuk disimak.

Habibie saat ini tengah terbaring lemah di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Dia dirawat intensif sejak Minggu (8/9). Berikut lika-liku hidup BJ Habibie seperti dilansir dari berbagai sumber. 

Baca Juga: Kakaknya Diisukan Meninggal, Adik BJ Habibie: Kok Orang Iseng Gitu Ya

1. Kuliah sambil kerja di Jerman

Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya SoehartoIDN Times/Denisa Tristianty

Habibie sempat menempuh pendidikan di Institute Teknologi Bandung (ITB). Pada 1955, ia melanjutkan pendidikannya ke Eropa.

Habibie muda menempuh pendidikan di Rhenish Wesfalische Tehnische Hochscule, Jerman. Sambil kuliah, ia juga bekerja di negara tersebut.

Habibie pernah bekerja di perusahaan penerbangan Jerman, Messerschmitt-Bölkow-Blohm, di Hamburg.

2. Menikah dengan teman sekolah, Hasri Ainun Besari

Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya SoehartoANTARA FOTO/Ujang Zaelani

Habibie menikahi kekasih hatinya, yang tak lain adalah temannya sejak duduk di bangku sekolah, Hasri Ainun Besari atau yang kemudian dikenal dengan sapaan Ainun Habibie.

Keluarga kecil ini dianugerahi dua orang putra bernama Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Kisah romansa Habibie dan Ainun dituangkan Habibie dalam novel karyanya, yang dibuat Habibie sebagai penyembuh luka atas kehilangan Ainun, yang lebih dulu menghadap Sang Pencipta.

3. Hidup sulit di negeri orang

Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya SoehartoANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Hidup di negara besar nyatanya tak selamanya mudah. Juga bagi Habibie muda. Menempuh pendidikan bukan dengan beasiswa, Habibie memutuskan untuk bekerja untuk meringankan beban orang tua.

Ia juga berpartisipasi menjadi asisten profesor, yang menjadi pembuka jalan baginya untuk menempuh pendidikan S3.

Hidup sulit di Eropa bukan membuat Habibie muda terpuruk, justru membakar semangatnya untuk dapat menaklukkan keadaan.

4. Pulang ke Indonesia untuk mengabdi bagi bangsa

Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya SoehartoANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Pada 1973, Habibie diminta kembali ke Tanah Air oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Kembalinya Habibie bukan tanpa tujuan.

Kala itu, Indonesia tengah berada dalam kondisi yang sangat membutuhkan pengembangan dan kebangkitan dari sektor teknologi.

Setahun setelah kepulangannya, pada 1974, Soeharto memandatkan Habibie untuk memimpin pengembangan industri di Indonesia dan menjadi CEO dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Pengabdiannya kepada bangsa tak berhenti di sana. Pada 1978, Habibie diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Putra terbaik bangsa ini juga tercatat sebagai pemimpin proyek pembuatan pesawat Indonesia pertama, N250.

5. Menjadi wakil Soeharto dalam Orde Baru

Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya SoehartoDok. Setneg RI

Pada 1998, Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia mendampingi presiden kala itu, Soeharto. Ia mendampingi Soeharto bersama Kabinet Pembangunan jilid VII.

Dua bulan menjabat sebagai wakil presiden, Habibie mengemban amanat menjadi Presiden Republik Indonesia setelah Soeharto mundur akibat desakan mahasiswa dan masyarakat. Menggantikan Soeharto, Habibie memimpin Indonesia melewati masa transisi dari Orde Baru ke Masa Reformasi.

Habibie membentuk kabinet baru. Ia berharap dengan kabinet baru yang dibentuknya, dukungan dari negara-negara luar untuk pemulihan ekonomi Indonesia dapat mengalir deras.

6. Menjabat sebagai presiden pada masa transisi

Lika-Liku BJ Habibie, Hidup Susah di Jerman hingga Dipercaya Soehartonu.or.id

Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto mulai 21 Mei 1998. Lebih kurang satu setengah tahun Habibie menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Jabatannya kemudian digantikan oleh Abdurahman Wahid atau Gus Dur pada 20 Oktober 1999, yang memenangkan suara pemilihan umum kala itu.

Baca Juga: 3 Undang-Undang Penting yang Lahir di Era Pemerintahan BJ Habibie

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya