Melihat Suasana Tadarusan Tuna Netra Pertuni Sumut di Bulan Ramadan

"Melihat atau tidak melihat, muslim harus baca Al-Qur'an"

Medan, IDN Times - Jari mereka meraba-raba sebuah Al-Qur'an braille. Dengan mata terpejam, satu per satu huruf timbul mereka raba. Sembari itu lantunan ayat-ayat suci terdengar dari mulut mereka. 

Suasana meneduhkan itu terlihat di Kantor DPD Pertuni Sumut, Jalan Sampul, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Para penyandang tuna netra tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan.

Tadarus dilaksanakan hampir setiap hari selama Ramadan di Kantor Pertuni. Tercatat sekitar 300-an penyandang tuna netra muslim yang ada di sini.

1. Penyandang tuna netra akui tak ada kesulitan dalam membaca Al-Quran Braille

Melihat Suasana Tadarusan Tuna Netra Pertuni Sumut di Bulan RamadanSuasana Pertuni menggelar tadarusan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Salah satu penyandang tuna netra yang ikut serta membaca Al-Quran bernama Darnawati (50). Warga Tanjung Mulia menyampaikan tidak ada kesulitan dalam membaca. Meskipun, ada yang sudah kurang huruf dalam Al-Quran Braille.

“Membacanya gak ada kesulitan, tapi memang untuk braille-nya ada yang udah kurang, ada yang udah hilang timbulnya, karena kalau gak ada timbulnya gi mana bacanya,” ucapnya yang membacakan Al-Quran juz 11.

Lanjutnya, dengan membaca Al-Quran akan mendapatkan pahala. Kegiatan yang dilakukan olehnya dalam kegiatan sehari-hari adalah berjualan kerupuk.

“Umur 10 tahun saya bisa baca braille, gak ada kesulitan lagi sampai saat ini. Jadi kalau gak baca itu gak enak rasanya,” jelasnya.

“Ya kalau bisa semua kita ini harus baca Al-Qur'an, walaupun orang melihat dan tidak melihat harusnya kita membaca Al-Qur'an selalu,” katanya.

Baca Juga: Kisah Meninggalnya Fatimah Az-Zahra, Putri Rasulullah di Bulan Ramadan

2. Pelaksanaan tadarus yang dilakukan ini selalu ramai diikuti para anggota Pertuni

Melihat Suasana Tadarusan Tuna Netra Pertuni Sumut di Bulan RamadanSuasana Pertuni menggelar tadarusan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sementara itu, Khairil Anwar dari Biro Agama Islam Pertuni Sumut menjelaskan bahwa, kegiatan selama bulan Ramadan ini salah satunya menggelar tadarusan.

Pelaksanaan tadarus yang dilakukan ini selalu ramai diikuti para anggota Pertuni. Hal ini mereka lakukan untuk mengisi waktu dalam melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadan.

3. Para Pertuni tidak pernah anjurkan anggota untuk menjadi pengemis

Melihat Suasana Tadarusan Tuna Netra Pertuni Sumut di Bulan RamadanSuasana Pertuni menggelar tadarusan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Khairul berharap kepada pemerintah untuk lebih memerhatikan lagi nasib para tunanetra yang ada di bawah naungan Pertuni Sumut. Menurutnya, profesi-profesi yang saat ini diperuntukkan bagi tunanetra sudah tidak dapat diandalkan lagi.

"Sekarang banyak tukang pijat tunanetra sudah tidak begitu digemari. Sekarang banyak tunanetra yang beralih menjadi tukang jual kerupuk. Bahkan, ada yang menyanyi di tempat-tempat pengisian bahan bakar minyak seperti SPBU," ungkapnya.

Menurut Khairul, semua dilakukan karena keterpaksaan. Sebab, di Pertuni Sumut, tidak pernah dianjurkan anggota untuk menjadi pengemis atau menjadi tukang minta-minta. Di momentum bulan suci Ramadan ini, mereka sangat berharap uluran tangan dari berbagai pihak.

Baca Juga: Meriahnya Ramadan Fair Medan 2023 Setelah Absen 3 Tahun 

https://www.youtube.com/embed/1do0aLsIGNE

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya