Kisah Eli Mardiana Lubis Berniat Kuliah hingga Jadi Mualaf

Sejak sekolah Eli merasa masuk Islam karena rapornya

Medan, IDN Times - Eli Mardiana Lubis menjadi sosok inspirasi lewat ceritanya dengan kisah yang berawal saat ingin kuliah di Medan hingga akhirnya menjadi seorang mualaf.

Eli mengatakan alasannya menjadi mualaf karena keyakinan memilih agama Islam melalui sang kekasih.

Berikut IDN Times rangkum cerita Eli Mardiana Lubis yang telah mualaf:

Baca Juga: KI Sumut Disebut Tak Profesional Tangani Dugaan Selingkuh Komisioner

1. Eli sempat menyelesaikan sekolahnya hingga SMA di kampung halaman

Kisah Eli Mardiana Lubis Berniat Kuliah hingga Jadi MualafSuasana pengajian di Masjid Ghaudiyah Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sebelum memeluk agama Islam, Eli memiliki nama yakni Elisabeth Mardiana Lubis merupakan warga Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Ia sempat menyelesaikan sekolahnya hingga SMA di kampung halaman, kemudian berangkat ke Kota Medan dengan niat untuk berkuliah.

Namun, saat berkuliah ia berkenalan dengan seorang pria yang kini menjadi suaminya pada tahun 2009.

Dari guru ngaji suaminya, ia pun dapat mengenali agama Islam hingga mengurus semua administrasi untuk menjadi mualaf.

Selain itu, diakuinya bahwa pengetahuan agama Islam juga didapatnya dari mertua yang selalu mengasihi Eli seperti anaknya sendiri.

Anehnya, saat duduk di bangku sekolah. Rapot Eli sudah ada tanda-tanda seperti mau masuk Islam yang tertulis didalam beragama Islam.

2. Eli tak pernah menyangka bisa menjadi mualaf dan akan memeluk agama Islam

Kisah Eli Mardiana Lubis Berniat Kuliah hingga Jadi MualafEli Mardiana Lubis seorang mualaf (IDN Times/Indah Permata Sari)

Awalnya ia berpacaran saat usia 20 tahun, dan memang berniat merencanakan ke jenjang selanjutnya yang didorong oleh nasihat dari guru ngaji suaminya agar disegerakan halal.

“Saat boncengan diberhentikan sama guru ngaji suami saat itu, selang dari situ langsung diajari untuk membaca iqra. Lalu, 2 bulan sebelum nikah masuk Islam diajari solat hingga ngaji sama guru suami,” jelas wanita berusia 40 tahun ini.

Usai menikah, Eli tinggal bersama mertua dengan status keluarganya yang belum mengetahui bahwa ia masuk Islam dan telah menikah namun sebelumnya telah mengetahui saat pacaran atau pendekatan.

“Pas hamil 7 bulan, itu acara tahun baru di kampung jadi ditelpon sama orangtua untuk pulang,” katanya.

Saat berkomunikasi via telpon, Eli menjelaskan bahwa dirinya telah masuk Islam dan telah menikah dengan kondisi hamil 7 bulan.

“Langsung meledak amarah orangtua ini, mereka langsung bilang sudah menipu keluarga selama ini,” jelasnya.

Mendengarkan jawaban sang anak, ibunya pun seketika syok dan pingsan hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan sempat di rawat selama tiga hari.

Ia tak pernah menyangka bahwa dirinya bisa menjadi mualaf dan akan memeluk agama Islam.

Sontak, kejadian itu membuat semua keluarganya heboh karena ia merupakan satu-satunya anggota keluarga yang masuk Islam.

Padahal, keluarganya merupakan keluarga yang taat dan kakeknya juga merupakan seorang pendeta.

3. Saat ini keluarga telah menerima Eli sebagai muslim

Kisah Eli Mardiana Lubis Berniat Kuliah hingga Jadi MualafSuasana pengajian di Masjid Ghaudiyah Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selang dua bulan kemudian ketika akan melahirkan anak pertama, dirinya sempat mengalami kesulitan.

“Mau lahiran itu, tidak keluar - keluar. Akhirnya suami beranikan diri untuk nelpon mamak, katanya gitu kalau sulit lahiran, harus minta maaf dulu," ungkapnya.

Dirinya pun langsung minta maaf. Tidak lama kemudian Eli berhasil melahirkan secara normal.

Semenjak itulah, keluarganya kini sudah memaafkan dan menerima Eli lagi sebagai muslim, terlebih anak pertamanya itu merupakan laki-laki.

Dari pernikahannya, Eli dan suami telah dikaruniai empat orang anak. Namun, satu diantaranya telah meninggal dunia.

"Sekarang keluarga sudah nerima, jadi kalau pulang kampung pun sekarang mamak di kampung itu nyuruh tetangga yang muslim untuk masak," ucapnya.

Eli mengatakan, setelah memeluk agama Islam ada ketenangan pada diri sendiri yang dirasakannya, padahal dulu ia merupakan orang yang tidak taat beribadah terutama untuk datang ke gereja.

Baca Juga: Masjid Ghaudiyah Buka Bersama dengan Para Mualaf Setiap Jumat Ramadan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya