5 Hal Negatif yang akan Kamu Rasakan Jika Terbiasa Berutang

Jangan biarkan dirimu terjebak dengan utang

Kita hidup di zaman berutang merupakan hal yang sangat mudah. Hanya bermodalkan kartu identitas kita bisa mendapatkan uang yang kita perlukan. Karena itu, tak jarang orang terlena dengan kemudahan ini.

Setiap manusia pasti pernah merasakan berutang berapa pun nominalnya. Faktor ekonomi menjadi salah satu alasan untuk berutang. Awalnya hanya sekedar untuk menyambung hidup malah menjadi kebiasaan hidup.

Setiap apa yang kamu lakukan pasti akan ada konsekuensi yang kamu terima, berutang pun demikian. Berikut adalah hal negatif yang akan kamu rasakan jika kamu terbiasa berutang.

1. Lingkaran utang

5 Hal Negatif yang akan Kamu Rasakan Jika Terbiasa Berutangilustrasi menghitung uang untuk bayar utang (pexels.com/Alexander Mils)

Pastinya semua orang tidak ingin berada di dalam lingkaran utang. Faktor ekonomi yang membuat kamu rela mengambil jalan berutang. Prinsip tidak akan berutang pun mungkin akan goyah jika dihadapkan dengan keadaan perut yang kosong.

Lingkaran utang terbentuk ketika kamu terus menerus berutang dengan nominal yang menurutmu kecil, tapi karena sering kamu lakukan maka lama-kelamaan utang itu akan semakin membengkak. Parahnya lagi, kamu baru menyadarinya ketika utang tersebut sudah melebihi kapasitas kamu.

Jika kamu sudah masuk ke dalam lingkaran utang maka akan sulit sekali keluar jika penghasilanmu minim, sedangkan utang yang harus kamu bayarkan lebih besar daripada penghasilanmu. Kamu akan terus berhutang untuk menutupi utang. Ini akan terus berlanjut jika kamu tidak memiliki tindakan untuk menghentikannya. Tindakan yang kamu lakukan bisa berupa mencari penghasilan lebih untuk menutupi utang dan memiliki tekad berhenti berutang.

2. Menyepelekan berutang

5 Hal Negatif yang akan Kamu Rasakan Jika Terbiasa Berutangilustrasi wajah menyepelekan (pexels.com/Furkanfdemir)

Hal ini akan kamu rasakan jika kamu sudah terbiasa berutang, kamu merasa tidak khawatir dengan kebutuhan hidup kamu, mungkin yang ada di pikiranmu ketika terdesak kebutuhan adalah “tinggal berutang saja”. Dari yang awalnya terdesak oleh keadaan sekarang justru menjadi pelarian, apapun jenis kebutuhannya, berutang solusinya.

Jika kamu sudah merasakan hal ini berarti kamu sudah terlena dengan segala kemudahan berutang, membenarkan dan menggampangkan semuanya ketika hendak berutang. Segala jenis pikiran yang menolak kamu untuk berutang akan lenyap seketika dan diisi dengan pikiran-pikiran yang mendukungmu untuk berutang.

Baca Juga: Pengangkatan Direksi Bank Sumut, DPRD Minta OJK Tegakkan Aturannya

3. Bekerja untuk membayar utang

5 Hal Negatif yang akan Kamu Rasakan Jika Terbiasa Berutangiluastrasi pusing mencari penghasilan (pexels.com/Nichola Barts)

Kamu terus menerus bekerja bukan untuk menambah aset dan memenuhi semua kebutuhan hidupmu melainkan bekerja hanya untuk membayar semua cicilan yang hendak jatuh tempo dan kamu terkurung dalam siklus ini.

Hari gajian bukan hal yang membuatmu senang dan bahagia, hari gajian justru akan membuatmu menjadi lebih pusing karena harus mengeluarkan sebagian besar uang kamu untuk membayar utang, selalu membayangkan jika gaji yang kamu terima hanya untuk semua keperluan kamu tanpa dibayarkan utang sama sekali mungkin sudah sering kamu lakukan.

4. Sulit mengumpulkan tabungan

5 Hal Negatif yang akan Kamu Rasakan Jika Terbiasa Berutangilustrasi menabung (pexels.com/Joslyn Pickens)

Jangankan mengumpulkan tabungan, untuk kebutuhan sehari-hari pun mungkin terasa sulit karena penghasilan dari gaji sebagian besar untuk membayarkan utang. Jika kamu terus-terusan hidup dalam kebiasaan seperti ini, maka hingga menjelang tua pun kamu akan terus-terusan merasa kurang tentang uang.

5. Rentan terkena stres

5 Hal Negatif yang akan Kamu Rasakan Jika Terbiasa Berutangilustrasi terkena stress (pexels.com/Dids)

Stres sering terjadi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pikiran dan mentalmu, tekanan kerja, masalah keluarga, masalah percintaan, dan salah satunya memiliki banyak utang karena terbiasa menghutang pun menjadi faktornya.Semua orang pun akan mengalami stres ketika pengeluaran setiap bulannya lebih besar dibandingkan pemasukannya.

Rasa khawatir akan terus menghantui pikiran dan jika terus seperti ini maka kemungkinan terkena depresi pun semakin tinggi. Idealnya kita harus bisa mengatur keuangan kita, antara jumlah penghasilan dan pengeluaran harus sesuai dengan yang kita mampu. Para pakar keuangan menyarankan maksimal utang berada di 30 persen dari penghasilan kita.  Ketika sudah mencapai batas maksimal maka usahakan untuk tidak menambah utang lagi. Hal ini dilakukan untuk menjaga mental kita tetap terjaga.

Cari edukasi sebanyak-banyaknya agar kamu tidak terjebak dalam situasi ini, kamu bisa mencari edukasi lewat sosial media baik itu Youtube, TikTok, Instagram, dan masih banyak media yang bisa mengedukasimu. Semuanya tergantung pada kemauan dirimu sendiri.

Baca Juga: Perbedaan Investasi Emas Perhiasan dan Batangan, Mana Lebih Untung?

Ibnu Ali Baijun Photo Community Writer Ibnu Ali Baijun

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya