Cerita Ricky, Melirik Bisnis Kuliner Drive-Thru di Masa Pandemik

Bisnis kuliner tidak bisa dihentikan oleh pandemik

MEDAN, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 memukul hampir seluruh lini usaha. Pengurangan karyawan besar-besaran terjadi.

Namun, Ricky Wijaya punya kacamata berbeda melihat situasi ini. Di tengah pandemik ia malah membuka dua outlet Filosofi Kopi dan tujuh outlet Burger Bangor berkonsep drive-thru di Kota Medan. Bahkan satu di antaranya merupakan outlet Burger Bangor Drive-Thru terbesar di Indonesia.

Kok berani ya?

"Bisnis kuliner drive-thru ini jadi jawaban kebutuhan masyarakat Kota Medan saat ini. Kafe dan resto pada tutup, ada yang buka dengan pembatasan jam operasional dan tidak boleh dine-in. Jadi konsep drive-thru ini adalah yang paling menjanjikan, orang tetap bisa makan dan ngopi enak hanya pesan pakai GoFood dari rumah," jawabnya.

Seperti apa awal mula Ricky memulai bisnis kuliner drive-thru ini? Yuk simak:

Cerita Ricky, Melirik Bisnis Kuliner Drive-Thru di Masa PandemikInstagram.com/burgerbangor

Ricky bercerita, dia sudah lama memulai bisnis di bidang food and beverage (F&B), salah satunya adalah restoran. Akibat pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020, operasional restoran terpaksa dihentikan.

Namun nasib puluhan karyawan ini tidak mungkin diabaikan. Pada Februari 2021 saat mulai ada kelonggaran untuk kafe dan resto, Ricky mencoba membuka Filosofi Kopi Ride di Medan, tepatnya di Jalan Samanhudi.

Konsep Ride franchise dari Filosofi Kopi diambil mengingat kondisi masih PPKM dan ada pembatasan operasional serta larangan dine-in. Sehingga model drive-thru atau ride sangat cocok.

Pembukaan Filosofi Kopi Rider dihadiri oleh Chicco Jerikho selaku Chief Learning & Development Officer PT.Filosofi Kopi Mandiri. Animo warga Medan sangat tinggi kala itu.

"Kita memilih nama Filosofi Kopi Ride karena menyesuaikan dengan kondisi Kota Medan dan situasi pandemik saat ini. Ride ini terinspirasi dari pengalaman jalan
dengan konsep combi yang mencoba untuk menggapai banyak tempat dengan cara
berpindah-pindah," ujar Chicco pada launching 17 Februari 2021.

"Konsep Ride ini adalah yang kedua di Indonesia, pertama ada di Jogja dan kedua di Medan," tambahnya.

Baca Juga: Tengah People and Place, Jadi Tempat Hangout Baru untuk Anak Medan

Cerita Ricky, Melirik Bisnis Kuliner Drive-Thru di Masa PandemikSuasana Filosofi Kopi gerai kedua di Kota Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Ricky mengatakan sebenarnya ingin membuka Filosofi Kopi dengan konsep flagship. Tetapi situasi pandemik membuat rencana harus ditunda.

"Akhirnya saya pilih konsep Ride karena tantangan pandemik, dan akhirnya terjadi," ungkapnya.

Sukses dengan Filosofi Kopi Ride, Ricky membuka Filosofi Kopi dengan konsep flagship empat bulan. Gerai kedua ini berada di Jalan Adam Malik No.19 Medan, tepat di sebelah Toko Donat J.Co.

Gerai ini lebih besar dari konsep Ride, dengan interior unik dari ornamen kayu. Membuat pelanggan merasa nyaman duduk bersama teman, saudara, atau pasangan dengan unfinished concept atau konsep material kekinian. Menu juga lebih lengkap. 

Yang bikin lebih menarik, ada juga spot penjualan merchandise di sebelah bar barista untuk para penggemar setia Filosofi Kopi.

Tersedia masker, totebag, kaos desain yang unik, jaket, eksen figur Ben dan Jodi, kopi Tiwus, kopi Lestari, kaos kaki, dan pouch dengan logo Filosofi Kopi.

Cerita Ricky, Melirik Bisnis Kuliner Drive-Thru di Masa PandemikOutlet Burger Bangor yang keenam di Kota Medan diresmikan, Minggu (8/8/2021). Outlet dengan konsep drive-thru di Jalan Iskandar Muda, ini merupakan yang terbesar di Indonesia. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Sukses dengan Filosofi Kopi, Ricky merambah ke kuliner drive-thru. Dengan berbagai pertimbangan ia memilih franchise Burger Bangor.

Dalam waktu singkat, Ricky berhasil membuka 5 outlet Burger Bangor Dhrive-Thru di Medan.

Lalu pada 8 Agustus 2021, Ricky meresmikan outlet Burger Bangor yang keenam di Kota Medan. Outlet dengan konsep drive-thru di Jalan Iskandar Muda, ini merupakan yang terbesar di Indonesia.

Ricky Wijaya bercerita, PPKM yang diterapkan pemerintah saat ini memang menghambat perekonomian terutama bisnis kuliner, tapi tidak menghentikan. Ia mengaku terus berjuang untuk membuka outlet ini karena bisnis kuliner menyerap banyak tenaga kerja dan ini penting di masa pendemik.

"Pertama kali kenapa memilih bisnis F&B (kuliner) adalah soal lapangan kerja. Kita buka di masa pandemik agar ada lapangan kerja. Kedua, untuk di Medan ini syaratnya adalah murah, enak, dan berkualitas, akhirnya kita pilih Burger Bangor," kata pria yang menjabat sebagai Board of Director ini.

Alasan lain, yang paling keren dari Burger Bangor ini menunya gak ada yang bahasa Inggris, semua menunya bahasa Indonesia. "Akhirnya saya tertariknya membawanya ke Medan," jelasnya.

Beberapa menu paling favorit adalah burger Jelata, Ningrat, Juragan, dan Sultan. Harganya juga sangat terjangkau, paling murah adalah Jelata Rp12.500, Juragan Rp30 ribu, Ningrat Rp30 Ribu, hingga yang paling mahal Sultan dengan harga Rp40 ribu.

Outlet ini digabungkan dengan konsep dine-in untuk jadi tempat nongkrong anak muda yang nyaman. Rencananya setelah PPKM ini, Burger Bangor Iskandar Muda ini juga akan melayani dine-in.

Cerita Ricky, Melirik Bisnis Kuliner Drive-Thru di Masa PandemikOutlet Burger Bangor yang keenam di Kota Medan diresmikan, Minggu (8/8/2021). Outlet dengan konsep drive-thru di Jalan Iskandar Muda, ini merupakan yang terbesar di Indonesia. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Salah satu founder Burger Bangor, Hendy Karyanto berkisah, awalnya ia dan dua rekan bisnisnya mencari brand produk yang sudah diterima masyarakat lebih dari 10 tahun. Tujuannya agar bisa berkelanjutan, dikembangkan dan diterima di seluruh Indonesia. Ia kurang tertarik dengan bisnis F&B kekinian yang sifatnya hanya sementara saja.

Setelah dilakukan berbagai survei, akhirnya dipilihlah kuliner jenis burger untuk dikembangkan di Indonesia dengan harga yang ekonomis dan enak.

"Setelah mencoba menunya, kita akhirnya memilih Burger Bangor ini. Bahkan kita berharap kedepannya ini bisa diterima secara Internasional," ungkapnya.

Menurutnya, pertama kali Burger Bangor berdiri di Jakarta hanya outlet kecil pada tanggal 8 Agustus 2019. Sekarang ada 146 outlet di seluruh Indonesia dengan produksi 100 ton Australia Beef setiap bulannya dan 1 juta burger terjual setiap bulan.

Awalnya semua bahan baku utama berasal dari chief Burger Bangor. Lalu untuk menjaga kualitas, akhirnya diproduksi sendiri.

"Target kami setiap satu bulan ada 15 outlet baru. Namun kita gak mau buru-buru dan tetap mengukur kemampuan agar kualitas tetap bisa dijaga. Targetnya sampai akhir tahun ini bisa tembus 200 outlet di Indonesia," paparnya.(*)

Baca Juga: Hadirkan Gerai Ketiga, Filosofi Kopi Perfecto Cocok Buat Family Time 

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya