TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Hendra Memilih Mualaf saat Ramadan, Nyaman Dengar Azan

Ada 120 orang tercatat di Mualaf Centre Kampung Madras

Hendra, seseorang yang memilih mualaf di Masjid Ghaudiyah Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times -Menjelang berbuka puasa, tampak seorang pria dengan mengenakan baju koko berwarna putih duduk di Masjid Ghaudiyah, Jalan KH Zainul Arifin Medan. Dibimbing Ketua Yayasan South Indian Moeslem Mosque, Mohammad Sidik Saleh dan salah seorang ustad di Masjid Ghaudiyah, Hendra (42) dibimbing mengucapkan dua kalimat syahadat.

Momen Ramadan 1444 Hijriah hari kedua, Jumat (24/3/2023) menjadi hari di mana Hendra memeluk agama Islam. Hendra merupakan warga Tembung yang khusus mendatangi Masjid Ghaudiyah dan bertemu dengan Mualaf Centre Kampung Madras untuk memeluk Islam. 

Seperti apa cerita Hendra hingga memutuskan untuk menjadi mualaf.

Baca Juga: Masjid Ghaudiyah Buka Bersama dengan Para Mualaf Setiap Jumat Ramadan

1. Hendra mengakui hal menguatkan untuk masuk agama Islam adalah sebuah keyakinan

Hendra, salah seorang yang memilih mualaf di Masjid Ghaudiyah Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Hendra mengatakan hal yang menguatkan dirinya untuk masuk agama Islam adalah sebuah keyakinan. Hendra ternyata tak jauh dari lingkungan muslim. Bahkan ada saudaranya yang juga lebih dulu memeluk Islam.

“Sebelumnya aku agama Buddha, banyak juga teman-teman ku yang sudah masuk muslim termasuk abangku juga masuk muslim,” kata pria kelahiran 1981 ini.

Menurutnya, ia sering melakukan sharing atau tukar pendapat tentang ajaran agama Islam dengan teman dan abangnya.

“Jadi agama Islam itu menurutku indah. Jadi banyak yang harus aku pelajari dari agama Islam ini. Makanya saya masuk Islam ini karena keyakinan dan harus saya pelajari,” jelasnya.

Sedangkan untuk pihak keluarga, ia mengakui selalu mendukung mana yang menjadi pilihannya untuk lebih baik.

“Orangtua ku Buddha tapi mereka pikirannya terbuka. Mereka gak ada melarang anaknya mau agama apapun. Keyakinan masing-masinglah karena yang jalani kan kami yang masing-masing juga,” jelasnya.

2. Ustaz ungkap bersyahadat merupakan hidayah yang luar biasa

Salah satu ustaz di Masjid Ghaudiyah Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Hendra mengatakan salah satu yang membuatnya nyaman dan tertarik untuk memeluk agama Islam adalah suara azan.

“Kalau suara azan, terus terang aku suka. Kebetulan kami tinggal di dekat masjid, jadi suara azan itu merasa nyaman walaupun aku belum mengerti artinya tapi aku suka. Aku benar-benar nyaman,” ujarnya.

Detik-detik syahadat, Hendra mengatakan perasaannya nyaman dan tidak ada tekanan. Untuk hafal syahadat diakui sudah lama.

Hendra juga mengatakan, dirinya berharap nanti bisa belajar lebih dalam tentang Islam. “Aku harus belajar lebih dalam tentang Islam. Aku sudah pernah beberapa kali puasa. Kalau pribadi aku menilai puasa itu untuk menahan semua nafsu atau godaan, seperti emosi. Tapi nanti aku harus lebih banyak belajar lagi,” ungkapnya.

Sementara seorang ustad di Masjid Ghaudiyah mengatakan bahwa, bersyahadat ini hidayah yang luar biasa.

“Tidak semua orang dapat hidayah, syahadat yang menyelamatkan kita dunia akhirat. Jadi, hidayah ini tidak bisa ditukar dengan apapun,” terangnya.

Ustad ini yang mendampingi syahadat Hendra untuk meyakini dan memeluk agama Islam.

Baca Juga: Ramadan Fair 2023 Ada di 2 Lokasi Medan, Start Mulai 26 Maret 

Berita Terkini Lainnya