TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Suciati Agustin, Aktivis Lingkungan Dapat Beasiswa ke Amerika

Kini ia bekerja di salah satu NGO yang fokus pada lingkungan

Suciati Agustin menjadi salah satu penerima beasiswa YSEALI Academic Fellowship 2023 (Dok. Pribadi Suciati Agustin for IDN Times)

Medan, IDN Times - Seorang gadis bernama Suciati Agustin terpilih menjadi penerima beasiswa Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship 2023 yang dipelopori oleh Pemerintah Amerika Serikat. Anak dari Roy Rizal dan Sri Imelda Yati ini merupakan sosok pejuang lingkungan wanita asal Riau. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.

Pendidikan terakhirnya, kuliah di Universitas Andalas, memiliki hobi merajut dan melukis. Tentu menjadi kebanggaan bagi Suci mendapatkan beasiswa berupa pendidikan selama 5 minggu di Amerika Serikat untuk memelajari tentang lingkungan.

Upaya beasiswa fellowship yang diambilnya mempedalam keinginannya untuk mempelajari lebih dalam terkhusus mengenai lingkungan dan iklim. Hal ini dikarenakan sejak kecil sudah mengamati kondisi lingkungan di daerah sekitarnya, dan menjadi aktivis lingkungan.

"Saya terpilih menjadi salah satu kandidat YSEALI Academic Fellowship 2023 yang ditempatkan di University of Montana di Amerika Serikat bersama perwakilan dari negara Asean lainnya," ujarnya pada IDN Times.

1. Selama lima pekan di Amerika Serikat, Suciati memelajari banyak hal tentang lingkungan

Suciati Agustin menjadi salah satu penerima beasiswa YSEALI Academic Fellowship 2023 (Dok. Pribadi Suciati Agustin for IDN Times)

Perempuan kelahiran 30 Agustus 1998 ini menceritakan, selama lima minggu berada di Amerika Serikat banyak pembelajaran tentang lingkungan yang didapatnya.Tidak hanya mendapatkan ilmu tentang iklim di negara Amerika Serikat, Suci juga mempelajari mengenai masalah lingkungan di setiap negara Asean serta bagaiamana cara mengatasinya.

Adapun pembelajaran yang didapatnya pada program tersebut adalah workshop mengenai beberapa permasalahan lingkungan, seperti nature conservation dan tentang bagaimana hubungan alam dengan masyarakat.

"Kemudian kami juga mempelajari bagaimana pemerintah Amerika Serikat melestarikan alam dengan tetap mengayomi masyarakat adat yang ada disana, kemudian mempelajari reklamasi lahan bekas tambang dan juga simulasi diplomasi penanggulan iklim diberbagai negara," Katanya.

Selain itu, Suci dan rekannya melakukan field trip ke berbagai lokasi yang dulunya degradasi dan berhasil dipulihkan lagi oleh masyarakat dan komunitas yang ada di Montana.

"Kami juga mempelajari budaya Amerika Serikat dan pertukaran budaya di Negara Asean karna kami terdiri dari 10 Negara Asean dan 1 Timor Leste, jadi terdapat 22 delegasi," ungkapnya.

Baca Juga: Galeri Ulos Sianipar, Pasarkan Kerajinan Tradisional Lewat Cara Modern

2. Kecintaan Suci pada lingkungan karena melihat mirisnya lingkungan tempat tinggal

Suciati Agustin menjadi salah satu penerima beasiswa YSEALI Academic Fellowship 2023 (Dok. Pribadi Suciati Agustin for IDN Times)

Kecintaan dirinya terhadap lingkungan berawal dari melihat mirisnya lingkungan tempat tinggal yang kian terjadi kebakaran hutan, eksploitasi alam, hingga degradasi lahan.

"Saya sendiri dibesarkan di lingkungan yang mana banyak terjadi degradasi lahan, kebakaran hutan hingga eksploitasi alam, jadi sedari kecil saya sudah tertarik untuk mencari tau kenapa alam ini dirusak, kenapa perekonomian masyarakat tidak bisa searah dengan pelestarian alam yang bisa kita lakukan," katanya.

Oleh sebab itu, setelah susul sekolah menengah pertama (SMP), Suci memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) Kehutanan Negeri Pekan Baru dengan Jurusan Deklamasi dan Rehabilitasi Hutan.

"Selama kegiatan di SMK saya aktif di kegiatan organisasi yakni kegiatan jurnalistik untuk SMK kehutanan, dari situlah saya mulai tumbuh fashion ternyata saya berminat di bidang narasinya, bagaimana kita mengkomunikasikan kepedulian lingkungan kepada masyarakat luas," jelas Suci.

Tidak hanya itu, Suci juga kerap mengikuti berbagai rangkaian kegiatan mengenai lingkungan yang dipelopori oleh Perhutani dan PLHK.

" Jadi siswa-siswi kehutanan mengikuti workshop kepenulisan hijau dan kegiatan lainnya," ucapnya dalam cerita.

Setelah lulus di SMK, Suci melanjutkan pendidikan di Universitas Andalas Padang dengan Jurusan Sastra Inggris dengan konsentrasi kritik ekologi sastra.

Dalam perkuliahan, Suci juga kerap melakukan riset bersama dosen pembimbingnya terkait isu-isu kebudayaan dan juga lingkungan di Sumatera.

"Meski jurusannya agak berbeda tetapi ketika kuliah saya dan dosen pembimbing saya melakukan riset, jadi kami melakukan riset bagaimana dampak eksploitasi alam kepada masyarakat adatnya salah satunya suku anak dalam di Jambi dan anak adat talang mamak provinsi Riau," tutur perempuan berkulit sawo matang ini.

3. Saat ini Suci bekerja di salah satu NGO yang fokus pada lingkungan

Suciati Agustin menjadi salah satu penerima beasiswa YSEALI Academic Fellowship 2023 (Dok. Pribadi Suciati Agustin for IDN Times)

Saat ini, Suci juga bekerja di Yagasu, sebuah Non-Governmental Organization (NGO) yang berkantor pusat di Kota Medan. Organisasi ini berfokus pada restorasi mangorve dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Yagasu sudah 22 tahun bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah untuk merestorasi lingkungan persisir. Wilayah kerja Yagasu tersebar di berbagai provinsi di Sumatra dan Jawa.

Dengan ilmu yang didapat ketika mengikuti pendidikan di Amerika Serikat, Suci berencana akan mengajak seluruh aktivis di Kota Medan baik dibidang sosial ataupun lingkungan untuk berkolaborasi membangun kota Medan lebih lestari di Kota Medan.

"Karena kota Medan ini merupakan wajah Sumatra, kita merepresentasikan bagaimana masyarakat Sumatera itu menjaga alamnya, saya ingin komunitas di Kota Medan ini saling terkoneksi satu sama lain, saling membantu dan mengetahui," terangnya.

Dia juga berencana akan membuat program capacity building bagi komunitas-komunitas lingkungan yang ada di Kota Medan.

Baca Juga: Jimmy Oloan, Sosok di Balik Pesan Moral Konten Video YouTube Mak Beti

Berita Terkini Lainnya