Begini Cara Pendampingan Anak dengan Hiperaktif Disorder

Sekolah alam dapat jadi alternatif pendidikan bagi anak ADHD

Medan, IDN Times - Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan neuropsikiatri yang memengaruhi cara kerja otak. Ditandai dengan sikap seseorang yang hiperaktif, sulit fokus, dan melakukan tindakan impulsif lainnya.

Irna Minauli, Psikolog Minauli Consulting menjelaskan perilaku anak hiperaktif atau anak dengan ADHD masih dianggap nakal dan tidak mendapat penanganan khusus. Sehingga, jika tidak segera memeriksakan anaknya sejak dini akan berdampak hingga dewasa.

"Gejala awal yang mudah dideteksi orang tua yang memiliki anak dengan ADHD biasanya mereka menjadi hipersensitif terutama terhadap suara. Ada juga anak yang sensitif dengan sentuhan dan kelembapan," katanya beberapa waktu lalu.

Anak-anak tersebut menjadi lebih cengeng dan sering menangis karena merasakan ketidaknyamanan. Oleh karenanya, orang tua harus bisa lebih mewaspadai ketika anak memperlihatkan hipersensitivitas ini.

1. Cara mudah untuk mengetahui kemampuan anak dalam menaruh perhatian dalam menyelesaikan tugas

Begini Cara Pendampingan Anak dengan Hiperaktif DisorderIDN Times/Masdalena Napitupulu

Irna menyebutkan, ADHD memiliki beberapa kriteria yaitu kesulitan menaruh perhatian pada tugas tertentu yang membutuhkan konsentrasi atau disebut dengan inattention.

Kemudian, impulsivitas adalah ketidakmampuan menahan dorongan sehingga anak cenderung melakukan hal-hal berbahaya seperti memegang sakelar listrik dan hiperaktivitas yaitu kondisi di mana anak menjadi sangat aktif dan kurang terkendali. 

"Cara mudah untuk mengetahui kemampuan anak dalam menaruh perhatian misalnya apakah anak dapat menyelesaikan tugas tertentu, misalnya bermain puzzle sederhana, dengan mengetahui menit dari usianya," ujar Psikolog Irna. 

Lebih lanjut, ia menyontohkan, bagi anak berusia 3 tahun, maka dia harus bisa duduk tenang mengerjakan tugas dalam waktu minimal 3 menit. Sedangkan anak usia 5 tahun, maka ia harus bisa mengerjakan tugas dalam waktu 5 menit. Namun, idealnya kemampuan konsentrasi ini sebanyak 3 kali usianya.

"Jika anak berusia 5 tahun, maka ia harus dapat duduk tenang selama 15 menit. Kriteria satu kali usia inilah biasanya yang dilakukan guna mendeteksi adanya masalah gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktvitas ini," ungkapnya. 

2. Masih ditemukan beberapa orang tua yang menyangkal kondisi ADHD pada anaknya

Begini Cara Pendampingan Anak dengan Hiperaktif DisorderIDN Times/Masdalena Napitupulu

Meskipun demikian, kata Irna, masih ditemukan beberapa orang tua yang menyangkal kondisi ADHD pada anaknya, sehingga seringkali anak diberikan handphone agar betah berlama-lama. Padahal seharusnya yang dilihat adalah ketika anak sedang mengerjakan tugas tertentu seperti menyusun lego atau balok-balok.

"Pada anak ADHD mereka menjadi sangat mudah bosan dan cenderung merusak mainannya. Gerakan mereka seolah tidak terkendali. Mereka terus bergerak tanpa kenal lelah dan bahaya," ucapnya.

Irna menambahkan, gerakan mereka sering tidak bertujuan. Misalnya, ketika sedang berlari, pada anak-anak normal biasanya dilakukan ketika sedang berlomba, tapi pada anak ADHD mereka melakukannya karena impulsivitas yang dimiliki.

3. Sekolah alam dapat menjadi alternatif pendidikan bagi anak dengan ADHD

Begini Cara Pendampingan Anak dengan Hiperaktif DisorderIDN Times/Masdalena Napitupulu

Untuk itu, Irna menuturkan bahwa mendampingi anak dengan ADHD dibutuhkan kesabaran dan lingkungan yang lebih aman. Ia menilai terapi perilaku seringkali kurang efektif jika tidak disertai terapi medis. Oleh karena itu, anak dengan ADHD perlu mendapatkan bantuan obat-obatan dari dokter anak.

Oleh karena itu, kesulitan anak berkonsentrasi menyebabkan anak dengan ADHD menjadi terganggu kemampuan belajarnya. Akan tetapi, beberapa anak ADHD yang ditangani dengan baik, mereka masih dapat menyelesaikan pendidikannya karena inteligensinya tidak terganggu.

"Dalam konteks pendidikan di Indonesia, agak sulit mentolerir anak yang tidak bisa diam sehingga cenderung mengganggu teman-temannya. Itu sebabnya sekolah-sekolah alam dapat menjadi alternatif pendidikan bagi anak dengan ADHD," pungkasnya.

Baca Juga: Mengenal Salmonberry, Buah Manis dari Alaska yang Menyehatkan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya