TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tahap Menyusun Karya Ilmiah dari Ivan Lanin

Setiap orang punya peluang menulis karya ilmiah lho!

Dok.IDN Times

Medan, IDN Times- Kelas Daring Praktis (KDP) kembali diselenggarakan Narabahasa melalui ruang zoom, beberapa waktu lalu. KDP bertema “Kiat Menulis Karya Ilmiah” dengan Ivan Lanin sebagai widyaiswara.

Pada kesempatan itu, Ivan secara spesifik menjelaskan kiat menulis karya ilmiah murni. Ada apa saja? Simak yuk!

1. Setiap orang memiliki peluang untuk menulis sebuah karya ilmiah murni maupun populer

Unsplash.com/Green Chameleom

Ivan Lanin mengatakan setiap orang memiliki peluang untuk menulis sebuah karya ilmiah murni maupun populer. Namun, ketika membuatnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yakni pembaca, bahasa, dan penyajian.

Katanya, pembaca karya ilmiah murni adalah penguji, akademisi, dan peneliti lain. Dari aspek bahasa, karya ilmiah murni menggunakan bahasa selingkung ilmiah.

"Dari aspek penyajian, karya ilmiah murni disajikan secara kaku dan sistematis sesuai dengan ketentuan publikasi yang ditetapkan. Penyajian karya ilmiah murni juga minim dari subjektivitas," ucap Ivan.

Sementara itu, untuk karya ilmiah populer adalah masyarakat umum. Karya ilmiah populer menggunakan bahasa umum yang lebih mudah dipahami pembaca umum. Untuk penyajian karya ilmiah populer lebih fleksibel dan banyak menggunakan pengayaan materi.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Pekan Ilmiah Nasional 2021 yang Digelar di USU

2. Lima tahap dalam menyusun sebuah karya ilmiah dengan berangkat dari satu pertanyaan

pexels.com/@judit-peter-281675

Kata Ivan, secara umum ada lima tahap dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Pertama, tahap yang perlu dilakukan ialah menyusun rumusan masalah.

“Sebuah karya ilmiah biasanya berangkat dari satu pertanyaan. Pada tahap awal, kita perlu merumuskan dulu hal yang menjadi pertanyaan kita. Pertanyaan itu dapat berangkat dari hal yang kecil ataupun besar,” jelas Ivan.

Setelah merumuskan masalah, tahap selanjutnya adalah menyusun proposal. Hal yang dapat mempermudah ketika menyusun proposal adalah banyak membaca berbagai literatur.

3. Tahap ketiga adalah mendata dan menganalisis

ilustrasi wanita menulis (pexels.com/vlada karpovich)

Kemudian, lanjut Ivan, tahap ketiga adalah mendata dan menganalisis. Pada tahap ini, peneliti perlu mengumpulkan data-data melalui metode tertentu. Data yang terkumpul itu kemudian dianalisis.

“Ketika meneliti program Tanya Jawab Kebahasaan (Tabah), kami mengumpulkan data dengan mengukur sebaran. Setelahnya, kami melakukan penafsiran berdasarkan kajian deskriptif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kerap diajukan,” sambungnya.

Usai mendata dan menganalisis, tahap keempat ialah menulis dan menyunting. Ada tiga bagian yang harus ada ketika menulis suatu karya ilmiah, yaitu bagian awal, utama, dan akhir.

Pada bagian awal, isinya terdiri atas sampul dan judul, pengantar dan prakata, daftar isi dan ilustrasi, serta abstrak. Sementara, bagian utama berisi pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Lalu, lampiran, daftar pustaka, dan indeks mengisi.

Baca Juga: 5 Poin Penting saat Menulis Surat Lamaran Kerja dalam Bahasa Inggris

Berita Terkini Lainnya