Anak Muda Medan Angkat Teater Satir, Ungkap Kondisi Para Gelandangan
Gagasan teater didapatkan dari hasil riset
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Anak-anak muda Medan yang tergabung dalam komunitas Medan Teater menyajikan suatu pertunjukan drama satir. Potret kehidupan masyarakat miskin khususnya para gelandangan mereka sajikan dengan gaya realis.
Di tengah meredupnya eksistensi teater di Kota Medan, komunitas ini selalu konsisten menggarap suatu pertunjukan yang sering dihelat di Taman Budaya, Kota Medan itu. Di awal Maret ini mereka mempersembahkan ide-ide kesenian dalam wujud "Drama Gemdal". "Gemdal" sendiri merupakan sebuah akronim satir "gembel dari lahir".
1. Drama Gemdal sajikan kondisi nyata para gelandangan
Mengangkat sudut pandang kehidupan para gembel (gelandangan), Medan Teater menyajikan kecemburuan-kecemburuan sosial. Lewat dialog antar tokohnya terendus jelas kesenjangan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat, di mana para gembel selalu berkeinginan menjadi orang kaya yang bisa memiliki segalanya.
"Capaian kami sebenarnya adalah bagaimana membuat suatu garapan dalam bentuk yang berbeda. Kami tidak menyampaikan drama ini dengan plot/alur yang jelas, tapi kami mau menyampaikan kondisi kepada masyarakat yang menonton. Jadi yang ditangkap penonton adalah kondisinya, bukan alur ceritanya," kata Munawar, Sutradara Drama Gemdal.
Kondisi-kondisi yang disajikan melalui drama realis ini merepresentasikan kehidupan para gembel yang sangat lekat dengan kemiskinan. Bahkan tak hanya itu, sebuah pertunjukan yang dikemas apik memperlihatkan jika kehidupan asli para gembel sangat sulit mencari makan, dekat dengan perilaku kejahatan, hingga kerap merasa tersiksa di tengah gemerlap metropolisnya kota.
"Kami mengonsep sebuah kondisi. Ini yang menjadi poin dari garapan kami, khususnya bagaimana sekumpulan orang telah menjadi gembel dari lahir dan terus termarginalkan," tambahnya.