Harga Kedelai Meroket, Pelaku Usaha Kurangi Produksi Tahu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Kenaikan harga kedelai di pasaran meroket drastis. Hal itu mempengaruhi produksi pelaku usaha tahu dan tempe di Kota Medan.
Budi Surono salah satu produsen tahu, warga jalan Rahayu Kecamatan Medan Deli mengaku resah harga kedelai sebagai bahan baku mengalami kenaikan. Budi mengatakan saat ini harga kedelai mencapai Rp11.200 per kilogram. Sebelumnya masih Rp 9 ribu perkilo.
“Sekarang ini banyak yang ngeluh, pasokan di gudang selalu mahal ditambah harga juga enggak stabil. per karung nya Rp 560 ribu dari distributor pabrik,” kata Budi.
1. Produksi tahun turun 200 kilogram tahu
Akibat kenaikan harga kedelai tersebut, Budi terpaksa mengurangi produksi tahu dari biasanya. Omzet yang didapat pun menurun drastis.
“Kemaren produksi tahu 600 kilogram, sekarang 400 kilogram per hari nya,” ujar Budi.
Baca Juga: Dinas Perdagangan Kota Medan Distribusikan 5 Ribu Liter Minyak Goreng
2. Pabrik tetap beroperasi normal
Meski harga kedelai naik, pabrik tahu yang sudah berjalan 5 tahun ini masih tetap normal beroperasi dengan 12 orang pekerja.
“Tetap buka pabrik, dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore kerjanya kan borongan ini semua ,” kata Budi.
3. Pemerintah diharapkan turunkan harga bahan pokok
Sebagai pelaku usaha tahu dan tempe sejak 10 tahun lalu, Budi mengeluhkan pembeli yang sepi fitambah harga kedelai yang mahal. Ia berharap pemerintah bisa menurunkan harga bahan pokok.
“Untuk beli ke pabrik agak berkurang, minyak goreng juga lagi sulit untuk tahu kopong. Harapannya dinormalkan seperti dulu. Minyak goreng kalau bisa di turunkan harganya,” harapnya.
4. Perlu pembentukan koperasi
Tahu tahu yang diproduksi di pabrik Budi sudah dikirim sampai Banda Aceh bekerja sama dengan distributor.
Sementara itu, dalam menanggani kasus kenaikan harga ini Budi menyampaikan perlu nya koperasi yang mewadahi pelaku usaha UMKM yang membangun kesejateraan.
“Perlu koperasi karena di sini pembentukan koperasi belum ada. Kalau bisa ada koperasi untuk menyediakan bahan pokok kedelai, minyak. Jadi kami jual ke mereka (koperasi) dengan harga di bawah distributor. Kami hanya upah kerja,”kata Budi.
Baca Juga: Minyak Goreng Langka di Pasar, Pedagang Keluhkan Lambatnya Distribusi