Fotografi Virtual Jadi Pilihan Supaya Dapur ‘Mat Kodak’ Tetap Ngebul

Cerita Mirza, fotografer wedding di tengah pandemik

Medan, IDN Times – Pandemik corona memukul Mirza Baihaqie. Seorang fotografer wedding yang sudah malang melintang di Kota Medan. Namanya juga cukup familiar di kalangan fotografer wedding atau pun jurnalis.

Di tengah pandemik yang tidak memberi sinyal mereda, Mirza mulai putar otak. Penghasilannya sebagai ‘Mat Kodak’ nihil sejak Februari lalu. Tak hanya Mirza sebenarnya. COVID-19 sudah menghempaskan usaha fotografi.

Laki-laki 39 tahun itu pun berbagi kisah, bagaimana dia harus berpikir kreatif supaya dapur tetap ngebul. Apalagi Mirza harus menghidupi istri dan dua anaknya.

1. Banyak klien yang sudah batalkan job

Fotografi Virtual Jadi Pilihan Supaya Dapur ‘Mat Kodak’ Tetap NgebulMirza saat melakukuan sesi pemotretan jarak jauh dengan kliennya. Fotografer wedding adalah salah satu profesi yang terdampak COVID-19 (Saddam Hussein for IDN Times)

Badai pandemik mulai menggoyang usaha fotografi Mirza sejak Maret lalu. Satu per satu kliennya yang sudah menetapkan janji, mulai mundur. Mereka takut corona.

Kata Mirza, ini kondisi terburuk yang pernah dialaminya selama bertahun-tahun menjadi fotografer. Pun begitu, Mirza tetap tawakkal meski harus mendera potensi kerugian belasan juta.

“Kondisinya buruk, artinya semua klien yang sudah menentukan tanggal di bulan Maret dan April melakukan re-schedule. Bahkan beberapa juga membatalkan,” ungkap Mirza kepada IDN Times, Kamis (7/5).

2. Tetap panaskan kamera dengan berburu foto

Fotografi Virtual Jadi Pilihan Supaya Dapur ‘Mat Kodak’ Tetap Ngebulpexels.com/Md Iftekhar Uddin Emon

Mirza sempat dalam kondisi kebingungan. Memikirkan bagaimana tetap bisa berkarya di tengah pandemik.

Sesekali bosan pun merundung Mirza. Saat rindu akan menekan tombol shutter membuncah, Mirza bergegas. Mengasah skill-nya kembali supaya tidak luntur. Mirza langsnug mengambil kameranya. Kemudian dia mencoba mengeksplorasi berbagai objek. Baik di dalam rumah, atau pun di luar rumah.

Sesekali dia memotret menu makanan dari usaha teman-temannya. Sekedar melepaskan hobi fotografinya. Bahkan terkadang dia juga berburu foto di luar ruangan. Bergabung bersama beberapa jurnalis foto, mengabadikan momen yang berkaitan dengan pandemik corona.

Beberapa foto milik Mirza juga sempat nyantol di media-media internasional. Di tengah kondisi sulit ini, Mirza selalu berpikir kreatif menciptakan peluang baru.

Baca Juga: Akhyar: Fotografer Punya Peran Bikin Cantik Medan lewat Visual

3. Ditantang klien pemotretan prewedding virtual

Fotografi Virtual Jadi Pilihan Supaya Dapur ‘Mat Kodak’ Tetap NgebulMirza saat melakukuan sesi pemotretan jarak jauh dengan kliennya. Fotografer wedding adalah salah satu profesi yang terdampak COVID-19 (Saddam Hussein for IDN Times)

Ibarat pepatah, pucuk dicinta ulam pun tiba. Klien Mirza menghubunginya. Laki-laki berdarah Aceh ini ditawari sesi foto prewedding. Tapi tidak bisa bertemu langsung dengan kliennya.

Mirza pun bingung awalnya. Sang klien meminta Mirza memotret mereka jarak jauh. Virtual Photography istilahnya. Bahkan, #virtualphotography juga sudah membahana di jagat maya. Peminatnya terus meningkat di tengah seruan untuk tetap di rumah.

“Permintaan klien itu ibarat tantangan buat saya. Jadi harus kita coba. Kalau tidak kita tidak akan tahu sejauh mana kemampuan kita,” ungkapnya.

4. Fotografer harus memanfaatkan ruang gerak yang sempit untuk menghasilkan karya virtual photography ciamik

Fotografi Virtual Jadi Pilihan Supaya Dapur ‘Mat Kodak’ Tetap NgebulKarya pre wedding jarak jauh yang dijepret Mirza (Instagram/@hannalubis)

Hingga akhirnya Mirza memotret kliennya secara jarak jauh. Di tempat lain, pasangan klien sudah bersiap dengan tema yang disesuaikan. Sementara Mirza berada di rumahnya. Mereka hanya tersambung lewat aplikasi video conference.

Mirza juga berupaya seperti biasa. Memberikan arahan pose sejoli yang memilih konsep anti mainstream. Kata Mirza tidak begitu sulit memberi arahan pose kepada kliennya.

“Hanya saja keterbatasan ruang gerak, yang biasanya kita bisa ambil foto wide (lebar),  mungkin kalau virtual hanya bisa ambil middle dan close up saja, karena  semakin jauh subjek ke laptop atau media lainnya sangat memengaruhi hasil, mengingat kita memotret ke layar komputer atau laptop,” ujarnya.

Selesai sesi pemotretan, Mirza menyerahkan foto kepada klien. Beruntung mereka suka dengan hasil jepretan Mirza. Di Kota Medan, kata Mirza, belum banyak yang memakai konsep virtual fotografi ini.

“Alhamdulillah, klien senang. Sebuah kepuasan juga bagi saya yang baru pertama kali mencoba anti mainstream. Memotret jarak jauh. Klien juga mengaku merasa terobati rasa  kekecewaan mereka atas apa yang terjadi selama pandemik,” tukasnya.

5. Tetap kreatif di masa pandemik, jaga dapur tetap ngebul

Fotografi Virtual Jadi Pilihan Supaya Dapur ‘Mat Kodak’ Tetap Ngebul-Mirza saat melakukuan sesi pemotretan jarak jauh dengan kliennya. Fotografer wedding adalah salah satu profesi yang terdampak COVID-19 (Saddam Hussein for IDN Times)

Fotografer pernikahan hanyalah satu dari banyak profesi lainnya yang terdampak corona. Sehingga Mirza terus putar otak membuat kreatifitas supaya dapur tetap ngebul.

Kreatifitas menurut Mirza juga menjaga asa supaya tetap bisa berkarya. Meski pun dia tak menampik jika penghasilannya pasti sangat jauh sebelum Pandemik.

“Pastinya kami semua fotografer wedding berharap pandemik ini bisa berakhir. Supaya perekonomian bisa diperbaiki lagi. Intinya, saran saya tetap kreatif. Kita tidak tahu misalnya ternyata kreatifitas kita di fotografi jadi potensi baru untuk solusi perekonomian,” pungkasnya.

Baca Juga: Selain Peralatan, Ini yang Harus Dimiliki Fotografer Pemula

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya