Ekspor Kakao Sumut Menanjak 41 Persen dari 2021

Catatkan nilai ekonomis Rp39,6 miliar

Medan, IDN Times – Ekspor kakao biji dari Sumatra Utara mencatatkan ekspor yang baik dalam dua tahun terakhir. Ada tren kenaikan cukup signifikan dari komoditas itu.

Data sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Belawan mencatat sepanjang Januari hingga November 2022, ekspo kakao biji sebanyak 1.130 ton dengan nilai ekonomis Rp. 39, 6 miliar. 

1. Ekspor meningkat dari tahun sebelumnya

Ekspor Kakao Sumut Menanjak 41 Persen dari 2021Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memanen buah kakao di Desa Puudambu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/11/2019). (ANTARA FOTO/Jojon)

Angka ekspor biji coklat ini meningkat 41,25 persen dibanding periode yang sama pada 2021. Sebelumnya, ekspor kakao biji tercatat 800 ton dengan nilai  ekonomis sebesar Rp30 miliar.

“Ekspor kakao biji asal Sumut ini, menunjukkan hasil menggembirakan dari tahun ke tahun, karena mampu bersaing di pasar global,” ungkap Andi PM Yusmanto Kepala Karantina Pertanian Belawan, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga: Gelar Jumat Berkah, Dinas TPH Sumut Jual Komoditas Harga Murah

2. Sejumlah kabupaten punya potensi tinggi kakao

Ekspor Kakao Sumut Menanjak 41 Persen dari 2021ilustrasi buah kakao (pixabay.com/Elias Shariff Falla Mardini)

Menurut Andi, keberhasilan ini menjadi  bukti  kerja keras petani subsektor  perkebunan  serta dukungan pemerintah daerah dalam membangun pertanian yang baik, sehingga ekspor kakao biji terus meningkat.

Masih menurut Andi,  pihaknya  secara rutin melakukan pendampingan kepada pelaku usaha pertanian dengan memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, SPS Measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor. 

“Hal ini dilakukan untuk memastikan produk pertanian dapat diterima di negara tujuan,” ujarnya.

Saat ini, Kakao banyak dibudidayakan di Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan data BPS, luas lahan kakao di Sumut seluas 35,696 ha, sehingga sangat potensial untuk peningkatan ekspor kakao.

3. Barantan terus meningkatkan kinerja dongkrak ekspor

Ekspor Kakao Sumut Menanjak 41 Persen dari 2021Ilustrasi kakao. (Pixabay.com/5671698)

Bambang,  Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) dari tepat terpisah, memberi apresiasi kepada petani sub sektor  perkebunan yang turut serta mendukung Gerakan Tiga Kali ekspor (Gratieks) sehingga komoditas pertanian Sumut meningkat.

Menurutnya, meningkatnya ekspor kakao biji dengan mampu bersaing di pasar global ini merupakan prestasi yang harus dipertahankan, mengingat masing-masing negara tujuan memiliki persyaratan teknis yang ketat.

Untuk itu, pihaknya selaku otoritas karantina terus lakukan penguatan kesisteman perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana laboratorium serta kemampuan petugasnya untuk dapat memastikan kesehatan dan keamanan produk sesuai protokol ekspor negara mitra dagang.

“Inilah adalah tugas kami untuk mengawal juga memastikan agar kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan harus dipenuhi sehingga terjamin dinegara tujuan, “ pungkasnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tanaman Kakao, Dari Sejarah Hingga Total Produksinya!

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya