Barantin Pastikan Babi yang Dikirim dari Sumut Bebas Penyakit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times – Bisnis babi asal Sumatra Utara punya potensi yang baik. Babi-babi yang dikirim harus melewati beberapa tahapan. Paling penting, harus bebas dari penyakit seperti; Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), ASF (African Swine Fever), dan CSF/hog Cholera.
Balai Karantina Indonesia (Barantin) terus melakukan monitoring. Memastikan, kualitas produk pertanian, memenuhi berbagai persyaratan untuk ke luar dari daerah asal.
1. Monitoring babi, untuk memastikan kualitas dan kesehatannya
Teranyar, Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Indonesia (UPT Barantin) di Belawan lakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 1.000 ekor babi. Setelah babi dinyatakan sehat, sertifikat pelepasan diterbitkan untuk pengiriman babi dari PT Allegrindo di Sumatra Utara menuju Singkawang, Kalimantan Barat. Nilai babi yang dikirim mencapai Rp7,7 miliar.
“Hingga bulan September 2023, kami telah lakukan fasilitasi pengiriman babi asal Sumatera Utara sebanyak 2 kali dengan total 2.000 ekor dan semuanya telah dijamin kesehatannya, ungkap Kepala UPT Barantin di Belawan, Lenny Hartati Harahap melalui keterangan tertulis, Sabtu (30/9/2023).
Baca Juga: Transplantasi Jantung Babi Berhasil Dilakukan pada Pasien yang Sekarat
2. Monitoring lalulintas babi terus digalakkan
Sebelum dilalulintaskan, Lenny juga menerangkan bahwa media pembawa yaitu babi ini telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, seperti surat rekomendasi pemasukan dari daerah tujuan, sertifikat veteriner, dan surat bebas penyakit.
Lalulintas pengiriman babi memang rutin dilakukan. Sehingga Barantin juga terus melakukan monitoring dan tindakan karantina.
3. Pemantauan kualitas jadi jaminan bagi konsumen
Lenny menambahkan standar biosecurity yang diberlakukan PT. Allegrindo sudah memenuhi protokol kesehatan. Tamu atau petugas yang akan masuk ke kandang harus melalui protokol yang khusus, yaitu mencuci tangan dengan sabun, mengganti pakaian dan sepatu khusus ke kandang, serta melewati area khusus penyemprotan disinfektan menuju kandang.
Pendampingan terhadap penerapan standar biosecurity dapat membantu menjaga kualitas kesehatan daging babi. Sehingga masyarakat mendapat jaminan memperoleh daging yang sehat dan aman saat dikonsumsi dan pengiriman dapat terus berlanjut.
“Standar biosecurity ini merupakan salah satu cara mengurangi potogen (penyebab penyakit dan virus) pada hewan agar tidak tertular,” pungkasnya.
Baca Juga: Cegah Virus Flu Babi Afrika, Pemda Mimika Larang Produk Babi dari Sulsel