Pertumbuhan Ekonomi Lesu, Pemkab Harus Optimalkan KEK Sei Mangke
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times – Corona Virus Disease (COVID19) atau virus korona yang merebak dari China pada akhir Januari 2020, dan turut meluas ke berbagai Negara memicu dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global sehingga pemulihan ekonomi global pada awal tahun 2020 tertahan.
Namun, pertumbuhan perekonomian di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun masih berpeluang meningkat di tengah gejolak ekonomi global dan domestik tersebut. Bagaimana caranya?
1. Pemda didorong memanfaatkan KEK Sei Mangkei dan pembangunan jalan tol
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Edhi Rahmanto mengatakan, peluang dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun dapat dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun. Kemudian, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kuala Tanjung-Tebingtinggi-Parapat dan pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung. “Selain itu, lewat pengembangan Kawasan Strategis Prioritas Nasional (KSPN) Danau Toba,” kata Edhi Rahmanto, Senin (2/3).
Beberapa catatan penting untuk menumbuhkan perekonomian, pimpinan Bank Indonesia mendorong stakeholder memberikan penekanan peningkatan kontribusi sektor perekonomian utama di daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian dan perkebunan, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, dan konstruksi sebagai penyumbang 72 persen pertumbungan ekonomi di Sumut dapat menjadi prioritas pembangunan di Pematangsiantar dan Simalungun.
Baca Juga: 3 Jenis Judi Diungkap Polres Simalungun, Salah Satunya Lewat Website
2. Sektor pariwisata cukup potensial untuk menjadi motor penggerak perekonomian ke depan
Selain itu, posisi geografis Kota Pematangsiantar sebagai gerbang ke arah kawasan Pantai Barat dan KSPN Danau Toba sangat strategis dalam menunjang terciptanya titik tumbuh ekonomi serta distribusi barang dan jasa. Dengan terhubungnya Kota Medan – Pematangsiantar menuju Kota Parapat pada akhir tahun 2020, Kota Pematangsiantar sebagai pintu gerbang menuju kawasan wisata Danau Toba dapat berfungsi sebagai kota jasa perhotelan, jasa kuliner bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Danau Toba.
Ekonomi Provinsi Sumut yang berbasiskan sumber daya alam dan hasil pertanian serta didukung oleh industri pengolahan dan pengembangan sektor pariwisata cukup potensial untuk menjadi motor penggerak perekonomian ke depan. Peningkatan perdagangan internasional masih bisa ditingkatkan, khususnya dengan negara yang sudah memiliki perjanjian Free Trade Area dengan Indonesia. Selain itu, perlu kerja sama dan dukungan dari berbagai stakeholder di daerah untuk dapat turut serta memajukan Pematangsiantar dan Simalungun. Kerja sama dalam terutama dalam upaya mengembangkan UMKM di daerah.
3. Perekonomian Sumut di tahun 2019 tumbuh 5,22 persen
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan, secara spasial, perekonomian Provinsi Sumut tahun 2019 tumbuh 5,22% (year on year/yoy), lebih tinggi dari tahun sebelumnya 5,18 persen (yoy). Realisasi ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2019 sebesar 5,02 persen (yoy) dan wilayah Sumatera sebesar 4,57 persen (yoy).
Sisto mengatakan, secara keseluruhan tahun 2019, inflasi Sumut tercatat terjaga di 2,33 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 sebesar 1,23 persen (yoy). Inflasi keseluruhan tahun disebabkan oleh peningkatan harga cabai merah dan emas perhiasan. “Meski demikian, inflasi Provinsi Sumut terjaga dan berada di bawah rentang sasaran nasional, yaitu 3,5±1 persen (yoy) dan pada prakiraan tahun 2020 berada di sasaran nasional 3±1 persen (yoy),” katanya.
Baca Juga: Ingin Majukan Ekonomi Digital Indonesia, Mirza Adityaswara Gabung OVO