Tren Konsumsi Daging Ayam di Medan Bergerak Turun Selama Ramadan

Ramadan ini belum memberikan keuntungan bagi pedagang eceran

Medan, IDN Times- Tren konsumsi daging ayam di tahun ini bergerak turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut berdasarkan temuan Tim Pemantau Harga Pangan di Sumatra Utara. 

Selain terjadi penurunan konsumsi permanen, ada juga beberapa indikasi penurunan penjualan seiring dengan banyaknya rumah makan khas Padang yang memilih tidak berjualan selama Ramadan.

1. Ramadan kali ini belum memberikan keuntungan penjualan bagi pedagang

Tren Konsumsi Daging Ayam di Medan Bergerak Turun Selama Ramadanilustrasi potong-potong ayam (pixabay.com/congerdesign)

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan, Gunawan Benjamin mengatakan, Ramadan kali ini belum memberikan keuntungan penjualan yang melimpah bagi pedagang daging ayam pengecer. Tren penjualan daging ayam kerap mengalami peningkatan H-3 hingga H-1 sebelum awal Ramadan tiba.

"Pada saat hari pertama Ramadan penjualan umumnya akan turun, dan baru akan mengalami peningkatan setidaknya mulai dua pekan sebelum Lebaran atau Idul Fitri,” kata Gunawan dalam keterangan tertulisnya kepada IDN Times, Selasa (28/3/2023).

Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Penukaran Uang Baru di Sumut Selama Ramadan

2. Penyebab kenaikan permintaan daging ayam adalah maraknya acara buka bersama

Tren Konsumsi Daging Ayam di Medan Bergerak Turun Selama Ramadanilustrasi dada ayam (vecteezy.com/Andrey Starostin)

Katanya, dalam dua pekan sebelum Idul Fitri, salah satu penyebab kenaikan permintaan daging ayam adalah maraknya acara buka bersama atau bukber. Ada banyak santunan yang kerap diberikan masyarakat menjelang Idul Fitri nantinya.

"Salah satu bentuk santunan itu adalah menyediakan menu makanan yang dibagikan secara gratis dengan lauk yang beragam," ucapnya. 

Sehingga pedagang ayam memiliki harapan agar penjualan naik akan dirasakan menjelang Idul Fitri.

3. Sarankan ganti acara buka bersama dengan konsep lain

Tren Konsumsi Daging Ayam di Medan Bergerak Turun Selama RamadanIlustrasi paha ayam (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Terkait larangan buka bersama di kalangan Aparatur Sipil Negara, ia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Namun, ia mengharapkan ada konsep lain yang tetap dijalankan untuk menggantikan acara buka bersama tersebut.

“Sehingga ekonomi tetap bisa diputar dengan dorongan belanja masyarakat atau pemerintah,” ujarnya.

Misalkan mengalihkan anggaran buka bersama yang sudah tersedia untuk kegiatan amal dalam bentuk membagikan makanan jadi atau bahan makanan seperti lauk dari daging ayam kepada masyarakat menengah ke bawah atau kurang mampu.

Namun, jika konsepnya diubah ke arah tersebut, maka pembelian bahan makanan harus dilakukan di level pedagang pengecer. Sehingga distribusi uang lebih menyebar ke masyarakat.

“Saya menilai kegiatan tersebut akan efektif untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat kurang mampu, seiring tingginya inflasi saat ini. Dan memang tidak etis saya pikir menyelenggarakan buka bersama di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang belum mengalami pemulihan,” sebutnya.

Baca Juga: Pasar Murah Ramadan di 151 Titik Kota Medan, Cek Harga-harganya

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya