Pasar Kamu di Pantai Labu, Kumpulkan Rp90 Juta Per Lima Jam

Dari permasalahan bisa menghasilkan cuan

Medan, IDN Times- Kreativitas membutuhkan keberanian. Hal itulah yang dilakukan Dedi Sofyan saat mengajak para pemuda untuk menggerakkan perekonomian masyarakat di Dusun II, Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara ini.

Siapa sangka, pekan sarapan karya anak muda atau dikenal dengan sebutan pasar kamu yang diinisiasi Dedi Sofyan ini bisa mengumpulkan Rp90 juta per lima jam. Yuk, simak ceritanya berikut ini!

1. Pasar ini menggunakan tempu sebagai nilai tukar barang

Pasar Kamu di Pantai Labu, Kumpulkan Rp90 Juta Per Lima JamIDN Times/Masdalena Napitupulu

Keunikan yang ditemukan di pasar ini adalah penggunaan tempu sebagai nilai tukar barang. Satu tempu dapat ditukar dengan Rp2 ribu.

Sebagai penggagas, Dedi mengungkapkan pasar jajajanan tradisional ini dapat mengumpulkan penghasilan 45.000 tempu per lima jam. Bila dirupiahkan, maka nilainya mencapai Rp90 juta. Pasar ini mulai dibuka pada pukul 07.00 WIB-11.00 WIB, hanya pada hari Minggu saja. 

"Pasar kamu ini wisata kuliner untuk sarapan yang menjual aneka jajananan tradisional, dibentuk pada 2020. Pedagangnya harus anak muda. Pada awalnya, pasar ini tidak berjalan lancar, bahkan sempat ditutup beberapa bulan," katanya kepada IDN Times, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: 10 Jenis Produk UMKM Medan Masuk Pasar Modern, Keripik Paling Diminati

2. Bermula dari permasalahan hingga menghasilkan cuan

Pasar Kamu di Pantai Labu, Kumpulkan Rp90 Juta Per Lima JamIDN Times/Masdalena Napitupulu

Meskipun demikian, Dedi tak putus asa. Ia tetap berjualan dan memasarkannya lewat sosial media. Ia menceritkan, semua bermula dari permasalahan yang ada di desa. Ia melihat, masyarakat yang berada di desa tersebut memiliki hasil produk yang kerap dijadikan oleh-oleh pada sejumlah gerai, namun tidak selalu habis terjual.

"Di sini banyak yang buat makanan lalu dijadikan oleh-oleh, permasalahannya itu ketika tidak habis terjual. Berarti produk ini butuh tempat pemasaran," ujarnya. 

Tak hanya itu, katanya, desa ini juga memiliki makanan tradisional yang banyak jenisnya, namun tidak laku dijual untuk warga sekitar. "Saya melihat banyak makanan tradisional tapi tidak laku dijual di sini. Berarti target pasarnya harus dari luar daerah," ucapnya. 

Dari sana, ia kemudian memikirkan lagi apa hal unik yang bisa membantu warga untuk menjual produknya. Ia pun memilih tempurung kelapa untuk membuat nilai tukar yang unik. "Bat diambil dari nama batok kelapa, tapi kurang cocok karena seperti mata uang Thailand. Jadi kita ganti nama tempu, dari nama tempurung," katanya. 

3. Rela menempuh perjalanan jauh dari Kota Medan ke Pasar Kamu

Pasar Kamu di Pantai Labu, Kumpulkan Rp90 Juta Per Lima JamIDN Times/Masdalena Napitupulu

Tak hanya itu, ia kemudian mengajak warga untuk menjual makanan yang lain dari biasanya. Makanan tradisional yang jarang ditemukan saat ini. Sehingga tak heran, para pengunjung yang datang ke pasar ini bisa bernostalgia. "Di sini saya juga mengajak warga untuk memasak makanan tanpa penyedap. Jadi di sini aturannya untuk memasak makanan sehat," ujar Dedi. 

Leli Irawan, pengunjung yang rela menempuh perjalanan jauh dari Kota Medan ke Pasar Kamu, hanya untuk sarapan dan mencicipi aneka jajananan tradisional. Lokasi wisata kuliner yang dituju ini membutuhkan perjuangan.

Ia harus berangkat selepas salat subuh, dan berharap tiba sekitar pukul 08.00 WIB, agar dapat mencoba menu makanan yang lengkap. "Perjalanan berjarak sekitar 30 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam lebih dengan menggunakan mobil," ujarnya.

"Namun lelah terbayar saat tiba di lokasi. Saya menemukan makanan tradisional yang sudah jarang ditemukan, salah satunya bakapalo kudapan tradisional yang belum pernah saya temukan," tambahnya. 

Baca Juga: 9 Pasar Paling Unik di Indonesia, Ada Pasar Bisu sampai Terapung

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya