46 Tahun Inalum dan Strateginya Kuasai Pasar Aluminium Domestik

Upaya hilirisasi terus digeber hingga rencana IPO

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memasuki usia 46 tahun pada 6 Januari 2022 mendatang. Berawal dari perusahaan patungan pemerintah Indonesia dan Jepang yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) pada 1976, Inalum berkembang pesat menjadi satu-satunya pabrik peleburan aluminium di tanah air.

Tanggal 19 Desember 2013 menjadi momen penting karena Inalum sepenuhnya jadi milik Indonesia dengan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setelah pemutusan kontrak dengan konsorsium Perusahaan asal Jepang.

Tentu saja Inalum harus terus berinovasi untuk menguasai pasar aluminium, terutama di kancah nasional. Beberapa proyek strategis digeber setiap tahunnya. Tak terkecuali jelang memasuki tahun 2022 ini.

"Kita punya beberapa proyek strategis dari hulu sampai hilir untuk hilirisasi aluminium. Terintegrasi untuk menguasai pasar domestik. Terwujud kemandirian untuk industri aluminium, paling tidak menguasai pasar Indonesia," kata Deputy Sekretaris Perusahaan (Sekper) Inalum, Mahyaruddin Ende kepada IDN Times, Jumat (24/12/2021).

Pasar aluminium sangat prospektif

46 Tahun Inalum dan Strateginya Kuasai Pasar Aluminium DomestikPekerja Inalum sedang melakukan proses pembuatan bahan baku aluminium (Dok.IDN Times/inalum)

Menurut Ende, pasar aluminium sampai saat ini sangat prospektif. Bahkan dalam setahun terakhir terjadi kenaikan harga yang signifikan untuk harga aluminium. Tercatat dilansir dari Bloomberg, pada September 2021 lalu menyentuh 2.557 dolar AS per metrik ton.

"Harga cukup luar biasa kenaikannya. Pasar aluminium itu masih cukup baik, harga pun bagus. Tahun 2022 kami masih tetap optimis, tapi mungkin gak bisa seperti pencapaian 2021," kata Ende.

Pekerjaan rumah bagi Inalum tentu saja meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Terutama di sektor domestik yang ingin mereka kuasai.

"Kebutuhan aluminium tetap, sebenarnya untuk domestik masih sangat sedikit kemampuan inalum mencukupi itu. Kita masih 250 ribu ton (produksi per tahun), sementara kebutuhan domestik aluminium mencapai 350 ribu bahkan wacananya hingga 800 ribu. Maka, untuk memenuhi pasar domestik saja masih kurang. Jadi harus optimis bersaing di pasar aluminium, tapi kalau tidak meningkatkan kapasitas kalah dari persaing-pesaing kita seperti di Malaysia hingga China," ungkapnya.

Strategi peningkatkan kapasitas produksi hingga hemat bahan baku

46 Tahun Inalum dan Strateginya Kuasai Pasar Aluminium DomestikPekerja Inalum sedang melakukan proses pembuatan bahan baku aluminium (Dok.IDN Times/inalum)

Inalum pun melakukan beberapa strategi untuk peningkatan kapasitas produksi hingga menghemat biaya untuk bahan baku impor. "Sesuatu yang terakhir kita laksanakan itu groundbreaking project remelt aluminium. Itu dilakukan anak perusahaan.Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Posisinya itu dekat dalam areal smelter kita. Di belakang kantor utama Inalum di Kuala Tanjung," kata Ende.

IAA didirikan pada Mei 2020 sebagai strategi Inalum meningkatkan kapasitas produksi melalui proyek pembangunan smelter Kuala Tanjung. IAA akan fokus memproduksi aluminium billet secondary atau daur ulang dengan kapasitas 50 ribu ton per tahun.

Selain itu Ende juga menyebut proyek Smelter Great Alumina Rivenary (SGAR) di Kalimantan sedang digeber sejak diresmikan tahun 2019 lalu di Desa Bukit Batu, Mempawah, Kalimantan Barat. Direncanakan mulai beroperasi awal tahun 2022.

"Ini adalah proyek hilirisasi untuk mengubah bauksit menjadi alumina sebagai bahan baku aluminium yang selama ini kita impor. Kalau kita bisa melaksanakan SGAR itu berjalan, maka bahan baku langsung dari anak perusahaan kita namanya Borneo Alumina Indonesia (kerja sama dengan Antam). Kalau sudah terealisasi dan menghasilkan produknya, rantai pasoknya lebih ringkas dan menghemat anggaran kita karena dihasilkan dari anak perusahaan kita. Lebih efisien dibanding saat ini," tambah lulusan Universitas Sumatera Utara itu.

Upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi juga ditingkatkan melalui proyek port upgrade. "Itu untuk peningkatan kapasitas dari port kita agar bisa menjadi 300 ribu ton per tahun. Sedang dalam proses sekarang ini. Targetnya 2023 sudah mulai dilaksanakan proyek ini," tambahnya.

Baca Juga: Tambah Kapasitas Produksi, Inalum Siap Kolaborasi dengan PLN

Pasokan listrik dengan energi terbarukan, Inalum intip kerja sama dengan PLN

46 Tahun Inalum dan Strateginya Kuasai Pasar Aluminium DomestikKunjung Komisi VII DPR RI ke PLTA Sigura-gura (Dok.IDN Times/istimewa)

Tentu saja Inalum butuh pasokan listrik yang besar untuk menambah kapasitas produksi. PLTA Siguragura dan PLTA Tangga (Asahan 2) selama ini berperan memasok energi listrik untuk kelangsungan produksi dengan kapasitas maksimum 603 MW belum cukup jika ingin menambah produksi.

"Untuk saat ini kita mencari sumber PLTA. Di atas kita ada PLTA Asahan 1, di bawah ada Asahan 3 yang berada di bawah kontrol dari PLN. Ada wacana kerjasama. One River One Management. Kita upayakan satu alur Sungai Asahan itu dikelola untuk pengembangan kapasitas Inalum. Itu belum bisa kita pastikan karena ada dua entitas yang perlu bernegosiasi dan masih banyak pertimbangan lain. Kalau itu bisa berjalan, semua dikelola untuk kemampuan pembangkit listrik Inalum, kapasitasnya bisa meningkat tiga kali lipat," kata Ende.

"Tapi teknis kerja samanya seperti apa masih dibicarakan. Apakah akuisisi atau PLN menjual pasokan listrik ke kita dengan harga yang sama dengan Inalum. Kapasitas meningkat dan kita dapat energi terbarukan dari air. Sebenarnya banyak juga potensi di PLTA lainnya di wilayah lainnya. Tapi masih perlu kajian lagi," ucapnya.

Rencana pemisahan hingga IPO

46 Tahun Inalum dan Strateginya Kuasai Pasar Aluminium DomestikPapan Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Selain itu Inalum juga akan split off yang direncanakan tahun 2022. Yakni memisahkan lagi fungsi dari operating dan holding dari MIND ID sebagai induk pertambangan yang juga membawahi PT Antam, PT Bukit Asam, PT Timah, dan PT Free Port Indonesia sejak 27 November 2017.

"Jadi Inalum akan berdiri sendiri seperti dulu. Saat ini masih MIND ID. Kemungkinan awal 2022 atau pertengahan 2022. Itu sesuai skenario awal, dibentuk tapi akan dipisah. Kalau sekarang kan masih satu entitas, jadi fungsinya kurang maksimal sebagai operating dan holding. Jadi Inalum akan kembali fokus menjalankan produksi," katanya.

Setelah tak lagi menjadi holding, Inalum juga akan segera Initial Public Offering (IPO) atau melantai di bursa saham. Hal yang sudah dilakukan perusahaan BUMN lainnya. "Amanat BUMN Inalum harus di TBK kan. Tujuannya supaya tetap bisa eksis bersaing. Banyak pengembangan ke depan. Satu strategi supaya investasi juga bagus," kata Humas Inalum, Bambang Heru Prayoga.

"Kalau memang IPO kita pengin secara keuangan stabil antara 2021 sampai 2023. Jadi secara penjualan kita gak jor-joran banget. Harga sekarang lagi tinggi-tingginya. Makanya kita bersyukur. Mungkin refresh dari pandemik. Waktu pandemik turunnya drastis, mungkin komponen-komponen di dunia pengin bangkit sama-sama. Mudah-mudahan dengan perbaikan mitigasi terhadap pandemi ini bisa membuat perekonomian Indonesia maupun dunia stabil. Jadi yang memproduksi komoditi dunia ini bisa tetap eksis," beber Heru, sapaan akrabnya.

Namun ada banyak hal yang harus dipersiapkan Inalum sebelum IPO. "Memang dengan pergantian direksi, target awal dari direksi lama itu perlu diperbaharui lagi, karena rencana pemisahan (MIND ID) di tahun ini mundur. Februari atau Maret. IPO itu yang susah tahapan persiapannya, biasa satu tahun sebelumnya. Bisa jadi di awal 2023," tambahnya.

Dukungan Inalum terhadap industri kecil

46 Tahun Inalum dan Strateginya Kuasai Pasar Aluminium DomestikInalum beri bantuan untuk pelaku UMKM di Desa Pintu Pohan (Dok.IDN Times/istimewa)

Upaya menjadi besar dan kuat secara nasional maupun global tak berarti Inalum lupa kepada hal-hal kecil. Seperti perannya untuk menumbuh kembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), terutama di wilayah operasional perusahaan.

Mahyaruddin Ende mengatakan Inalum selalu berupaya men-support industri-industri kecil, baik aluminium maupun bidang lainnya. Lewat program CSR yang dikucurkan.

"Inalum terus fokus dan komit membangun UMKM terutama di kawasan operasional Inalum. Setiap tahun dialokasikan anggaran pembinaan UMKM, training-training, membantu pemasarannya, program kerja sama, dan pemberdayaan. Anggaran CSR juga dimaksimalkan. Kita support betul dan kita mau mereka naik kelas," tambahnya.

Inalum juga tak lupa akan visinya yakni, "Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan." Maka, upaya produksi dengan tetap ramah lingkungan dilakukan. Gas Cleaning System diterapkan di pabrik peleburan untuk menghindari polusi yang disebabkan oleh gas buang perusahaan. Selain itu juga diterapkan konsep pengurangan, pemulihan, dan daur ulang. Semua bahan mentah hingga produk akhir dapat didaur ulang dalam proses produksi.

Dengan segala rencana dan pencapaiannya, di usianya yang semakin matang, Inalum diharapkan bisa mewujudkan mimpinya. Selamat Ulang Tahun ke-46 Inalum!

Baca Juga: Inalum Kirim Relawan Medis dan Bantuan Logistik untuk Korban Semeru

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya